Papua No. 1 News Portal | Jubi
Wamena, Jubi – Pemerintah Kabupaten (pemkab) Jayawijaya, Papua tahun ini tengah menyiapkan enam kampung untuk dijadikan desa wisata dan desa digital, di setiap objek wisata yang ada.
Kepala Bidang Program Pengendalian dan Evaluasi pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Jayawijaya, Rabinra Patasik, mengatakan bersama Dirjen Sarana Prasarana pada Kementerian Daerah Tertinggal di tahun 2022 ini pengembangan desa digital dan desa wisata yang akan diintervensi beberapa dinas terkait seperti Dinas Kebudayaan dan Pariwisata serta Kominfo.
“Pengembangan desa digital dan desa wisata ini akan melibatkan lintas OPD seperti Dinas Pariwisata, Kominfo, DPMK, PTSP, Dinas Perikanan, dan Dinas Pertanian,” katanya kepada wartawan di ruang kerjanya, Senin (28/3/2022).
Menurutnya, ada beberapa desa di kabupaten di wilayah pegunungan tengah Papua itu yang telah dilakukan survei dan masih dalam tahap penilaian terkait potensi yang ada di masing-masing desa. Salah satu desa yang hampir pasti dilakukan yaitu Desa Walakma yang ada di Distrik Bpiri.
Pasalnya, dari hasil survei di Desa Walakma terdapat beberapa potensi wisata yang bisa dikembangkan dan dimanfaatkan secara digital dengan dipublikasikan menggunakan sistem e-commerce, karena terdapat air terjun, gua mistis, perkebunan markisa, dan perkebunan kopi.
“Kominfo sudah programkan untuk tingkatkan kapasitas jaringan internet di sana. Dinas Pariwisata mengintervensi dengan membuat pondok-pondok wisata dan dari [Dinas] Pekerjaan Umum intervensi akses jalan. Diharapkan Desa Walakma menjadi pilot project untuk pengembangan desa digital dan desa wisata,” katanya.
Selain Walakma, pengembangan desa wisata dan desa digital juga menyasar ke beberapa objek wisata yang ada seperti di Distrik Kurulu, Asotipo, Pisugi, dan Usilimo.
Baca juga: Tahun ajaran baru, pelajaran bahasa ibu akan diterapkan di sekolah Jayawijaya
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jayawijaya, Engelbert Sorabut menjelaskan, diharapkan enam lokasi wisata yang telah ditargetkan dapat menjadi suatu pengembangan digitalisasi kampung.
“Kami harap di semua kampung yang punya objek wisata bisa masuk dalam program itu, sehingga akses maupun potensi yang dimiliki dari desa bisa langsung promosikan oleh pengelola, tidak lagi dinas yang mempromosikan,” kata Sorabut.
Katanya, rata-rata wisata alam seperti gua dan wisata budaya di Papua seperti mumi yang menjadi target untuk sistem digitalisasi ini. Untuk itu ia pun berharap Dinas Komunikasi dan Informatika memiliki kegiatan lebih besar sehingga semua wisata dapat menggunakan digitalisasi.
“Untuk pengembangan objek wisata air terjun di Bpiri memang ada rencana di tahun depan, pengembangan pondok-pondok wisata, bekerjasama dengan Dinas PU untuk akses jalan masuk ke objek wisata,” katanya. (*)
Editor: Dewi Wulandari