Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Museum Loka Budaya Universitas Cenderawasih bersama Yayasan Biennale Yogyakarta dan Jurusan Antropologi Universitas Cenderawasih menyelenggarakan pameran daring koleksi Museum Loka Budaya dan diskusi daring bertajuk “Tribute to Mambesak”, Kamis (5/8/2021). Kegiatan itu merupakan peringatan hari ulang tahun ke-43 kelompok musik Mambesak.
Ketua Panitia Penyelenggara kegiatan tersebut, Daniel Randongkir pihaknya memeringati hari ulang tahun ke-43 Mambesak, karena agar generasi muda di Papua mengapresiasi karya kelompok musik yang didirikan Arnold Clemens Ap, Demianus Koerni dan kawan kawannya itu. Kelompok musik yang didirikan pada 5 Agustus 1978 mengawali gerakan membangkitkan jati diri orang asli Papua.
Peringatan HUT Mambesak ke-43 itu melibatkan banyak masyarakat pendatang di Papua. “Kami kembali menyelenggarakan diskusi melibatkan warga Nusantara untuk memeringati HUT Mambesak. Jadi, Mambesak bukan hanya milik orang Papua, tetapi semua orang yang ada di Papua merasa mereka punya, dan mengembangkan visi Mambesak,” kata Randokir.
Baca juga: Menapaki jalan Mambesak: Memikirkan gerakan kebudayaan rakyat Papua (bagian 1/2)
Randongkir mengatakan, Arnold Clemens Ap, Demianus Koerni dan kawan kawannya mengawali Mambesak di lingkungan Kampus Universitas Cendrawasih. “Setiap tahun rakyat Papua, orang Papua dimanapun, merayakan sebagai hari kebangkitan budaya serta pelestarian bahasa daerah di Papua,” kata Randokir.
Diskusi daring pada kamis menghadirkan sejumlah pembicara, termasuk Dr Fredrik Sokoy Ssos MSos (antropolog), Anthonius M Ayorbaba SH MSi (Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Papua), Dra Dominggas Nari MA (antropolog), Jeremias C Koridama Ssos MSi (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Papua) Daud Holenger (pimpinan Sanggar Yelmasu), Enrico Y Kondologit SSos MSi (kurator Museum Loka Budaya). Diskusi itu dipandu Rina Y Krebru SSos dan dimoderatori Rhidian Yasminta Wasaraka Skom Msi.
Baca juga: Menapaki jalan Mambesak: Memikirkan gerakan kebudayaan rakyat Papua (2/selesai)
Randongkir menyatakan peringatan itu juga menghadirkan kelompok musik Kaonak Akustik. “Kaonak Akustik grup musik Papua yang lahir karena terinspirasi Mambesak. Mereka menyanyikan lagu-lagu bahasa daerah, dan mengisi acara Sanggar Fans Palara,” katanya.
Kepala Kepolisian Daerah Papua Irjen Mathius D Fakhiri yang turut membuka peringatan HUT ke-43 Mambesak itu mengajak orang Papua untuk melestarikan dan menjaga budaya Papua. Papua yang memiliki lima wilayah adat memiliki keragaman budaya yang tinggi dan menjadi kekayaan anak bangsa. “Mari kita jaga lestarikan kembangkan budaya kita agar dikenal seluruh masyarakat Papua, Indonesia, dan dunia,” ujarnya. (*)
Editor: Aryo Wisanggeni G