Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Sejak Stadion Mandala di Kota Jayapura, Papua, direnovasi pada musim lalu, tim Mutiara Hitam selalu berpindah-pindah markas, alias berstatus ‘tim musafir’. Persipura Jayapura pernah bermarkas di Stadion Delta Sidoarjo, berumah di Stadion Aji Imbut Tenggarong. Lalu, Persipura menjadikan Stadion Klabat Manado sebagai markas sementaranya, hingga saat kompetisi Liga 1 2020 terhenti pada Maret lalu, gara-gara pandemi Covid-19.
Sejak pandemi Covid-19 meluas ke berbagai wilayah di Indonesia, banyak tim Liga 1 menerapkan program berlatih dari rumah. Kini, PSSI ingin melanjutkan kompetisi Liga 1 pada Oktober 2020, padahal belum ada tanda-tanda pandemi Covid-19 bakal usai pada Oktober nanti.
Demi melancarkan lanjutan kompetisi Liga 1 itu, PSSI menyarankan setiap klub Liga 1 dari luar Jawa memindah markasnya ke Yogyakarta. Hal itu telah dinyatakan Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan. Yogyakarta menjadi pilihan karena punya tiga stadion yang layak dijadikan markas klub Liga 1, yaitu Stadion Maguwoharjo, Stadion Sultan Agung, dan Stadion Mandala Krida. Yogyakarta juga punya banyak hotel berbintang lima yang bisa menampung tim dan ofisial kelima klub asal luar Jawa.
Itu berarti empat klub lain dari luar Jawa-PSM Makassar, Borneo FC, Persiraja Banda Aceh, dan Bali United-harus bersiap menemani Persipura Jayapura dan menjadi ‘tim musafir’ di Yogyakarta. Lalu, bagaimana nasib Persipura yang sudah jadi tim musafir sejak tahun lalu?
Pelatih Persipura Jacksen F Tiago sendiri belum menyiapkan rencana berlatih guna menyambut lanjutan kompetisi Liga 1. Akan tetapi, pelatih asal Brasil itu selalu berpesan agar setiap pemain Persipura fokus dalam bertanding, dan tidak memikirkan berbagai faktor non teknis pertandingan. Termasuk dalam soal di mana Persipura akan bermarkas pada Oktober nanti.
Jika Persipura bermarkas di Yogyakarta, para pemain harus terus menjaga mental bertanding yang tinggi, karena harus bermain tanpa penonton setia dan tinggal jauh dari keluarga di Papua. Lanjutan kompetisi Liga 1 jelas berbeda, karena ada protokol kesehatan Covid-19 yang harus dipenuhi.
Stadion pastilah tak akan penuh penonton, karena ada aturan menjaga jarak aman antarorang. Selebrasi gol pun tak luput dari kewajiban memenuhi protokol kesehatan Covid-19.
Baca juga: Persipura dan kompetisi Liga 1 di tengah pusaran Covid 19
Pelatih Jacksen F Tiago mengakui, faktor non teknis seperti tekanan penonton kerap menjadi bumbu dalam Liga 1, bahkan tak jarang menjadi penentu hasil akhir sebuah pertandingan. Akan tetapi, Persipura yang sudah cukup lama menjadi ‘tim musafir’ kini justru bisa bermain lebih tenang dan fokus, lantaran tak akan ada tekanan penonton yang mendukung tim lawan.
Jacksen F Tiago sendiri mengaku belum mengetahui rencana PSSI untuk menjadikan Yogyakarta sebagai markas semua tim Liga 1 dari luar Jawa. Ia pun enggan berkomentar soal itu.
Buatnya, masih terlalu dini untuk membicarakan hal itu. Apalagi PSSI pun belum menegaskan format lanjutan kompetisi Liga 1-apakah melanjutkan sistem kompetisi penuh atau memakai sistem pembagian wilayah.
Sekretaris Umum Persipura Rocky Bebena menyebutkan penunjukkan Yogyakarta sebagai markas klub dari luar Pulau Jawa tidak jelas. Menurutnya, manajemen tim Mutiara Hitam tak ingin terburu-buru memilih markas baru Persipura pada lanjutan kompetisi Liga 1 2020.
Bebena menyatakan pihaknya masih menunggu penjelasan lebih detail dari PSSI maupun PT Liga Indonesia Baru (LIB) mengenai teknis penyelenggaraan Liga 1. Rincian informasi yang ditunggu Persipura itu termasuk informasi teknis pertandingan, akomodasi, hak komersial, hingga pencegahan maupun penanganan risiko Covid-19.
“Pada prinsipnya kami tidak lebih dulu gegabah menentukan homebase sebelum ada detail prosedur tetap selama pelaksaanaan kompetisi nanti,” kata mantan wartawan Cenderawasih Pos ini sebagaimana dilansir laman Kantor Berita Antara.
Dia juga menganggap keputusan PSSI untuk menempatkan tim dari luar Pulau Jawa bermarkas di Yogyakarta tidak jelas, dan Persipura membuka kemungkinan tak akan menggunakan markas yang ditetapkan PSSI. “Kami minta ada kepastian dulu,” kata Bebena yang juga Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Jayapura itu.(*)
Editor: Aryo Wisanggeni G