Papua No.1 News Portal | Jubi
Sentani, Jubi – Panitia Pekan Olahraga Kabupaten (Porkab) II Kabupaten Jayapura 2022 diminta untuk bekerja secara terintegrasi berdasarkan Sport Science, agar dalam proses persiapan pelaksanaan hingga hasil yang didapat melalui Porkab II benar-benar teruji dan memberikan kesan modern serta profesional.
Ketua Umum KONI Kabupaten Jayapura, Mathius Awoitauw, mengatakan persiapan menuju ajang Porkab oleh panitia, hendaknya dilakukan tidak lagi dengan cara-cara lama, tetapi dipersiapkan dengan cara-cara yang profesional dan modern, yang mengacu kepada Sport Science dan ilmu pengetahuan.
“Saya berharap, panitia yang akan membidangi teknologi olahraga bersama tim pakar sudah harus menerapakan Sport Science dan Iptek dari kampung-kampung,” ujar Mathius di Sentani, Jumat (18/3/2022).
Kata Mathius, dunia olahraga di luar Papua bahkan di negara maju dan berkembang, Sport Science diterapkan untuk mencapai prestasi terbaik bagi atlet di setiap cabang olahraga. Menurutnya, pelaksanaan Porkab nanti setiap bidang dalam kepanitiaan dapat bekerja semaksimal mungkin, sekaligus melengkapi kekurangan yang ada. Bekerja secara profesional dan terintegrasi, dengan memperhatikan bagaimana soal akomodasinya, bagaimana makannya dan lain-lain.
“Porkab kali ini bukan Porkab biasa-biasa tetapi Porkab yang dilaksanakan atas semangat dan cita-cita tulus untuk perubahan bidang olahraga di daerah ini ke arah yang lebih baik, dengan tetap memperhatikan potensi-potensi lokal yang dimiliki oleh Kabupaten Jayapura,” jelasnya.
Awoitauw juga menambahkan bahwa kekuatan ada di kampung-kampung, sekolah-sekolah, dan ada sejumlah pimpinan perangkat daerah. Asisten I dapat menggerakkan distrik-distrik dalam sistem pemerintahan, untuk turut bekerja menyukseskan Porkab ke-II.
“Porkab ini akan disasar atlet-atlet muda berbakat, generasi yang baru mulai tumbuh di Jabupaten Jayapura. Disiapkan secara matang dengan harus kerja keras guna menyisir generasi muda, baik di sekolah-sekolah maupun yang ada di kampung-kampung,” katanya.
Lanjutnya, semangat ini harus masuk ke dalam segala strata kehidupan, dan semua tingkat sosial karena hanya olahraga dan seni budaya yang menjadi kekuatan orang Papua.
“Kita mungkin di bidang-bidang lain akan berjuang keras dengan waktu yang lama, tetapi seni budaya dan olahraga itu sudah ada di dalam dasar hati dan jiwa orang Papua, tinggal bagaimana menyiapkan proses pembinaan yang terus-menerus dan teratur sesuai perkembangan zaman ini,” ucapnya.
Sementara itu, Agus Sokoy, salah satu mantan pemain sepak bola Persidafon Jayapura mengatakan, yang hilang dari KONI sebagai induk cabang olahraga dan pemerintah daerah selaku pembina, adalah sistem pembinaan yang rutin bagi potensi atlet di semua cabang olahraga.
“Pembinaan dan event adalah satu mata koin yang memiliki dua sisi berbeda. Setiap cabang olahraga melakukan pembinaan dan pelatihan bagi atlet, pemerintah dan KONI menyiapkan fasilitas serta melaksanakan event atau turnamen di setiap cabang olahraga secara rutin dan terus menerus. Pasti banyak atlet yang hasilnya siap dipakai akan muncul dari setiap cabang olahraga, kita tidak kehabisan stok atlet,” katanya. (*)
Editor: Kristianto Galuwo