Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Pekan Olahraga Nasional (PON) XX/2020 tinggal 10 bulan lagi. Pemerintah provinsi Papua lewat Panitia Besar atau PB PON XX makin intens mencurahkan tenaga dan pikiran menuntaskan hal-hal pokok yang dipandang penting dan mendesak.
Namun semua upaya kerja keras dari 137 orang yang terpilih masuk dalam tim kerja PB PON Papua tidak semua mempunyai komitmen serta etos kerja mumpuni.
Hal itu nampak terlihat jelas, dimana dalam dua pekan terakhir sejumlah agenda rapat PB PON yang digelar secara marathon di Jayapura banyak tidak dihadiri anggotanya.
“Jadi rapat ini sangat tidak memuaskan karena hampir semua bidang-bidang hanya separuh yang hadir, yang lain tidak hadir,” kata Wakil Ketua Harian PB PON Papua Yusuf Yambe Yabdi sangat kecewa selesai menutup rapat PB PON di Hotel Sahid Entrop, Senin malam (16/12/2019).
Padahal kata Yusuf pertemuan ini sangat penting. Dimana setelah menyusun jadwal kegiatan, kemudian menyusun rincian kegiatan dalam setiap bidang. Dilanjutkan rencana RKA masing-masing bidang. Karena kita [PB PON Papua] mendapatkan rencana pembahasan RKA itu dengan LKPP itu di Jakarta hari Kamis (19/12/2019).
“Hari kamis itu nanti ada undangan dari ketua LKPP, karena LKPP ini bagian dari PB PON yang diminta oleh ketua Harian PB PON. Kami berharap kalau tadi semua hadir kita selesaikan semua RKA,” katanya.
Mantan Kadisorda Papua itu melanjutkan konsep RKA yang kemudian akan dibahas oleh sekretaris umum PB PON dengan LKPP Jakarta. “Tadi tidak semua bidang hadir sehingga saya juga tidak bisa menemani besok [hari ini], karena ada tugas lain di Jakarta,” katanya.
Menyoal ketidakhadiran pengurus PB PON Papua dalam setiap rapat atau pertemuan, Yambe Yabdi menegaskan informasi sudah diterima semua pengurus.
“Semua sudah dapat undangan lewat SMS dan berupa fisik, nah ini menjadi satu potret dimana kita belum serius dalam menyiapkan PON. Nanti saya akan sampaikan kepada pak Gubernur agar beliau yang memimpin rapat. Karena kalau kami yang pimpin rapat sepertinya tidak serius,” kata Yambe Yabdi.
Yambe Yabdi bilang kalau bisa pak Gubernur yang pimpin rapat selama satu bulan, karena ini sangat urgent sifatnya. Karena ada bidang-bidang yang pembelanjaannya itu akan ada yang dibelanja pada bulan September dan itu di bidang peralatan.
Di satu sisi sudah ada kerjasama ketua harian dan LKPP yang harus kita menyampaikan apa rincian belanja kita, bagaiman potret rincian belanja di masing masing bidang yang harus di sampaikan kepada LKPP di Jakarta dan tentunya ini semua akan dikawal oleh sekretaris Umum.
“Nah ini sangat penting untuk di bahas bersama LKPP, sehingga kita bisa melihat apakah pelelangan ini akan mengalami masalah atau tidak. Karena kalau kita lihat dari besarnya beban belanja yang akan dialami oleh PB PON pada awal 2020, kemudian belanja dari masing masing dinas yang juga ditanggung oleh ULP Papua ini sangat krodit di ULP kedepan,” uajrnya.
Karena disatu sisi akreditasi belanja PB PON, dan di lain sisi juga harus melihat dinas dinas yang tidak kalah penting urgensinya seperti dinas PUPR, Perhubungan.
“Semua penting karena dinas-dinas ini penting terhadap pelayanan kepada masyarakat. Oleh sebab itu krodit seperti inilah yang kita harus bijak bersama bagaimana semua bisa berjalan sesuai dengan harapan Pak Gubernur yang juga selaku ketua PB PON 2020,” katanya.
Yambe Yabdi menginformasikan, pengurus inti PB PON Papua bersama semua bidang tidak ada lagi rapat sampai awal tahun. Kami berharap tiap bidang lakukan konsolidasi dan menyelesaikan pekerjaan rumah atau PR yang belum beres.
“Rincian atau panduan di masing-masing bidang sudah kita kasih semua. Mereka [tiap bidang] tinggal ikut dan menyiapkan rancangan dan rencana kerja untuk masing masing bidang” katanya.
Kordinator Bidang Penyiaran dan Pelayanan Media (PPM) PB PON Papua, Aziz Matdoan, meminta semua pengurus inti PB PON fokus bekerja dan meluangkan waktu dalam setiap pertemuan rutin yang dilaksanakan.
“Sukses PON di Papua tidak bisa tercapai kalau yang bekerjasama hanya satu dua orang. Butuh kerjasama dan dukungan serta komitmen semua pihak. Apalagi kita yang duduk dalam panitia PB PON dituntut kerja ekstra,” kata Aziz Matdoan. (*)
Editor: Dominggus Arnold Mampioper