Papua No. 1 News Portal | Jubi
Wamena, Jubi – Panitia Festival Film Papua (FFP) IV 2020 di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, mulai mengumumkan syarat bagi para peserta atau filmmaker yang akan mengambil bagian di festival ini.
Ketua Panitia FFP IV, Rizal Lani, mengatakan pembuatan film dokumenter harus sesuai dengan tema yang ditentukan yaitu ‘Merajut Kembali Budaya Papua untuk Keadilan dan Perdamaian’.
“Peserta mendaftarkan diri dengan mengisi formulir yang bisa diunduh di website www.papuanvoices.net, page Facebook Papuan Voices, atau menghubungi panitia secara langsung dan mengirimkan formulir beserta film kepada panitia, dengan minimal usia peserta 17 tahun, di bawah 17 tahun wajib ada pendamping yang dibuktikan dengan adanya surat pernyataan pendampingan,” katanya, di Wamena, Kamis (5/3/2020).
Selain itu, kata dia, durasi maksimal film yang akan diikutkan dalam festival selama 30 menit termasuk opening dan credit title, film yang dikirim tidak melanggar Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) termasuk materi foto, grafis, atau musik.
“Jika menggunakan materi orang lain, wajib menyertakan sumber. Jika ada pelanggaran maka menjadi tanggung jawab peserta atau pembuat film, dan menggunakan bahasa daerah tetapi dengan subtitle [terjemahan] bahasa Indonesia atau bahasa Inggris. Karya film yang digunakan harus orisinal dan tidak menjiplak yang diproduksi setelah 1 Januari 2019, dimana film yang masuk akan diarsipkan oleh Papuan Voices, untuk dipromosikan dan didistribusikan bukan dengan tujuan komersial. Batas akhir penerimaan film oleh panitia paling lambat 30 Juni 2020,” katanya.
Lanjutnya, panitia telah menetapkan para juri seperti Bonefasius Hubi (budayawan Lembah Baliem), Dandhy Dwi Laksono (Watchdoc), Rico Adjijondro (filmmaker Papuan Voices) dan Vero Kusumaryati (antropolog yang sering meneliti tentang Papua).
“Pengumuman 10 film terbaik akan dilakukan pada 1 Agustus 2020, dan empat film terbaik akan diumumkan pada acara pembukaan hari puncak Festival Film Papua 7 Agustus 2020 di Wamena, sekaligus bagi juara akan diumumkan disertai penyerahan hadiah,” katanya.
Pengurus Papuan Voices wilayah Wamena, Ence Geong, mengaku rangkaian kegiatan festival dimulai dengan melakukan workshop film.
“Juga memberikan materi pentingnya melihat budaya, sehingga orang yang membuat film paham hal apa dari budaya yang bisa diangkat,” katanya. (*)
Editor: Kristianto Galuwo