Pandemi korona, penjual sagu di Kota Jayapura berharap dapat bantuan

papua, penjual sagu, pandemi korona
Lapak penjual sagu di Tempat Pelelangan Ikan Hamadi - Jubi/Ramah

 

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Jayapura, Jubi – Virus korona berdampak pada ekonomi masyarakat. Terutama mereka yang perekonomiannya hanya mengandalkan usaha kecil-kecilan untuk menenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Salah satunya Yuli Muguri, seorang penjual sagu eceran di Tempat Pelelangan Ikan Hamadi, Kota Jayapura, Papua, yang sehari-hari memenuhi kebutuhan rumah tangga hanya mengandalkan hasil penjualan sagu.

“Saya berharap bisa mendapatkan bantuan minimal bantuan Sembako dari pemerintah, selama virus korona ini saya belum dapat bantuan,” ujar Muguri saat ditemui Jubi di Tempat Pelelangan Ikan Hamadi, Jumat (7/8/2020).

Menurut Muguri, bantuan dari pemerintah daerah sangat bermanfaat sekali untuk membantu memenuhi kebutuhan pangan rumah tangganya, mengingat penjualan sagu sedang menurun omsetnya.

“Akibat pandemi ini saya mengalami penurunan penjualan. Satu hari paling banyak saya bisa dapat Rp200 ribu. Kalau sebelum korona rata-rata saya bisa dapat Rp500 ribu,” ujar Muguri.

Dikatakan Muguri, Pemerintah Kota Jayapura sudah beberapa kali datang meminta Kartu Keluarga dan Kartu Tanda Penduduk, namun sampai sekarang bantuan itu tak kunjung juga diterima.

“Bantuan sangat penting bagi kami, walaupun hanya beras dan Indomie. Harapan kami pemerintah memperhatikan kami para pedagang kecil ini untuk bisa membantu kebutuhan rumah tangga kami,” ujar Muguri.

Muguri menambahkan, hanya bisa menjual sagu eceran sebagai solusi agar bisa bertahan di tengah pandemi virus korona.
“Saya tidak ada pekerjaan lain lagi, setiap hari hanya jualan sagu. Kebutuhan rumah tangga semuanya dari jualan sagu. Buat bantu-bantu suami juga untuk kebutuhan sehari-hari,” ujar Muguri.

Pedagang sagu eceran lainnya, Orpa Yowei, mengatakan selama pandemi virus korona tidak pernah mendapatkan bantuan baik bantuan sembako maupun bantuan stimulus keuangan.

“Selama karantina ini saya tidak pernah dapat. Dari penghasilan jualan sagu ini saja yang kami pakai untuk kebutuhan rumah tangga saya. Pemerintah ini macam bagaimana kah, macam kami ini tidak dilihat, ujar Yowei.

Yowei berharap, pemerintah daerah mencarikan alternatif solusi yang lebih bijak untuk menangani keluhan masyarakat. Selain dengan bantuan sosial kepada masyarakat yang kurang mampu, stimulus ekonomi (bantuan keuangan) bisa diimplementasikan. (*)

Editor: Syam Terrajana

Related posts

Leave a Reply