Papua No. 1 News Portal | Jubi ,
Jakarta,Jubi– Panama Papers mengungkap adik bekas Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak, Mohamed Nizam, sembunyikan kekayaan dalam perusahaan cangkang. Temuan itu terungkap dalam dokumen yang bocor dari firma hukum Panama, Mossack Fonseca, atau dikenal sebagai Panama Papers.
Dokumen Mossack Fonseca mengungkapkan Nizam adalah pemilik perusahaan di British Virgin Islands, Everbright Universal Holdings Limited, yang menggunakan penyedia jasa keuangan Credit Suisse Trust Ltd di Singapura sebagai perantara.
Namun, menurut International Consortium of Investigative Journalists (ICIJ), yang meneliti dokumen-dokumen itu, ini tidak menyiratkan kesalahan apa pun terkait Najib.
“Meskipun demikian, Nizam dikategroikan oleh Mossack Fonseca sebagai Politically Busted Individual atau PEP, karena merupakan saudara laki-laki Najib yang kala itu menjabat sebagai Perdana Menteri Malaysia,” tulis International Consortium of Investigative Journalists.
Politically Busted Individual digunakan dalam industri jasa keuangan untuk menggambarkan orang-orang di perusahaan publik terkemuka serta anggota keluarga dan afiliasi mereka. Peraturan keuangan di sebagian besar negara biasanya mengharuskan kegiatan PEP mendapat pengawasan tambahan.
ICIJ menyebut dalam perusahaan Everbright Universal Holdings Ltd milik Nizam memiliki properti di Amerika Serikat.
Tercatat Mohamed Nizam belajar politik, filsafat, dan ekonomi di Universitas Oxford, dan juga menjadi CEO PB Securities Sdn Bhd pada 1990-an.
Dalam satu laporan pada 2008, Mohamed Nizam terdaftar sebagai direktur non-eksekutif di beberapa perusahaan publik termasuk Hiap Teck Venture Bhd, Mamee Double-Decker (M) Bhd, Delloyd Ventures Bhd dan Yeo Hiap Seng (M) Bhd.
Temuan keluarga Najib mendirikan perusahaan cangkang bukan pertama kali ini saja, sebelumnya ICIJ juga mengungkapkan dua perusahaan cangkang milik putra Najib, Mohd Nazifuddin Mohd Najib, yang bocor dari Panama Papers.
“Keluarga Najib sedang diselidiki atas dugaan terlibat skandal dana proyek 1 Malaysia Development Berhad atau 1 MDB,” tulis laporan itu. (*)