Jubi | Portal Berita Tanah Papua No. 1,
Sentani, Jubi – Pasangan Yanni dan Zadrakh yang biasa disapa YaZa, kontestan Pilkada Kabupaten Jayapura dengan nomor urut 1 yang diusung oleh Koalisi partai Gerindera, PKB, dan PAN mempunyai tekad menjadikan Kabupaten Jayapura yang maju, mandiri, dan harmoni.
Dengan memiliki enam kursi di DPR Kabupaten Jayapura, Koalisi Jayapura Maju ini mengusung Visi Gerbang Kami (Gerakan membangun kelurahan/kampung mandiri) dengan kebijakan strategis yang meliputi insetif modal usaha bagi kepala keluarga, subsidi transportasi pedesaan, insetif kesejahteraan bagi PNS, guru, dan perawat, serta pengembangan SDM berbasis pendidikan formal dan informal dan revitalisasi Kota Sentani menjadi kota yang moderen.
Pada masa kampanye dilaogis, kebijakan strategis ini menjadi senjata ampuh bagi pendukung YaZa dalam setiap menyampaikan orasi politiknya.
Yanni sebagai calon bupati, dalam kesempatan kampanye terbatas di Distrik Sentani Timur tepatnya di Kampung Harapan mengatakan dirinya yang sebagai salah satu Wakil Ketua di DPR Provinsi merasa masih ada banyak kekurangan yang terjadi di setiap daerah dengan kondisi dan persoalannya berbeda. Ia mengaku rela meninggalkan jabatannya yang akan habis dalam tiga tahun ke depan demi Kabupaten Jayapura.
“Banyak orang bicara Otsus gagal, sesungguhnya tidak gagal. Hanya saja peruntukan dari setiap program dan anggaran yang selalu tidak tepat. Oleh sebab itu, saya meberikan jaminan 100 persen dana Otsus untuk rakyat. Hal ini juga jangan disalah artikan bahwa dana Otsusu 100 persen yang dimaksud disini adalah pembagian 80 persen dan 20 persen itu. 80 persen yang diperuntukan bagi Kota dan Kabupaten, 100 persennya dari 80 persen seutuhnya milik rakyat,” jelas Yanni dalam orasinya di Kampung Harapan. Selasa (22/11/2016).
Yanni mengatakan, kita semua tentu menghendaki adanya perubahan total di daerah ini. Masyarakat harus diberikan modal usaha, harus ada transportasi yang bersubsidi bagi masyarakat tetapi juga bagi anak-anak kita yang pergi sekolah.
“Ketika kita pertama kali memasuki wilayah Sentani dengan menggunakan pesawat, maka yang terlihat pertama adalah Danau Sentani. Sungguh menakjubkan, tetapi ketika kita menginjakan kaki dan keluar dari bandara yang kita temui adalah kesemerawutan dari kota yang tidak tertata rapih. Oleh sebanya saya ingin agar kota ini direvitalisasi menjadi kota yang moderen, tetapi juga menjadi tempat yang nyaman bagi siapa saja yang datang ke sini,” ujarnya.
Yanni juga menyinggung isu kesehatan, pendidikan, dan keagamaan sebagai faktor penting yang harus diperhatikan. Begitu pula dengan para guru, tenaga medis, dan pelayan Tuhan.
“Harus ada peningkatan pendapatan bagi semua pelayanan publik baik itu kesehatan, pendidikan, hamba Tuhan dan semua pelayan yang melaksanakan tugas mereka dalam layanan publik. Sehingga hal ini menjadi pemerataan bagi masyarakat kita dalam bekerja tetapi juga menerima pelayanan,” katanya.
Hein, salah satu Pendeta, merasa ada keberpihakan terhadap program dan visi yang disampaikan oleh pasangan YaZa. Menurutnya, selama melaksanakan tugas panggilan iman, belum ada pemipin yang menjanjikan pemberian instif bagi hamba- hamba Tuhan. Bahkan memberikan rumah gratis kalau sudah mengabdi puluhan tahun.
“Ini luar biasa, baru pertama kali saya mendengar ada pemimpin yang seperti ini. Sesuai panggilan iman kita dalam bekerja tentu Tuhan juga tidak buta untuk melihat jerih dan upaya kita di dalam pelayanan kita, tetapi sebagai manusia tentunya yang namanya kebutuhan adalah hal penting yang harus dipenuhi dalam hidup dan kehidupan kita. Maka sangat pantas bagi kita untuk memberikan dukungan kepada pasangan YaZa yang dengan niat tulusnya ingin memperhatikan kami sebagai hamba-hama Tuhan,” ungkapnya. (*)