Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Pemain yang semula hanya pemain pengganti ini di timnas Sea Games 2019 hingga akhirnya menjadi top scorer dengan torehan delapan gol, akhirnya dilirik banyak klub mulai dari Eropa sampai Asia. Itulah mantan striker Persipura Osvaldo Haay yang kini bermain di Persebaya Surabaya.
“Saya kira Persipura sudah pantas membina pemain pemain muda mulai dari sekolah sepak bola (SSB) hingga sudah mentas tinggal dilepas ke klub-klub yang berminat. Osvaldo Haay dan Ruben Sanadi kapten Persebaya menjadi bukti bahwa anak-anak Papua juga berkualitas dalam bermain sepak bola,” kata Max Boekorsjom, kepada Jubi, di Jayapura, Kamis (2/1/2020).
Mantan striker Sidoligh FC klub divisi satu Persib Bandung era 1980-an ini menambahkan dengan melahirkan pemain muda berbakat bisa mengisi pundi-pundi kas Persipura dengan melego pemain pemain berkualitas dengan harga yang pantas.
“Jadi saya melihat Persipura jangan terlalu menahan pemain terlalu lama minimal usia 28 tahun boleh menawarkan mereka ke klub luar Papua atau luar negeri agar kemampuan bermain bola terus terasah sampai ke manca negara minimal wilayah Asia Tenggara,” katanya seraya menunjukkan bagaimana keberhasilan Yanto Basna dalam bermain di Liga Thailand.
Tak mengherankan kalau pemain muda Papua, Osvaldo Haay, mengaku mendapat tawaran dari satu klub Jerman tanpa menjalani trial. Bukan cuma itu, dia jua mengaku dihubungi sejumlah klub Asia untuk musim depan.
“Yang klub Jerman dan Belanda mau saya langsung gabung karena mereka sudah melihat video saya main waktu di SEA Games kemarin. Klub Spanyol minta saya trial satu bulan dulu,” ungkap Osvaldo Haay, dikutip Jubi.co.id dari CNN Indonesia.
Osvaldo sendiri masih pikir-pikir untuk menerima tawaran-tawaran tersebut. Apalagi, sejumlah klub Asia juga berminat mendatangkan eks pemain Persipura Jayapura tersebut.
“Klub dari Jepang, China, sama Korea Selatan juga ada yang nawarin tapi melalui agen. Rata-rata mereka mau saya masuk untuk melengkapi kuota pemain ASEAN mereka,” tutup dia.
Pesepak bola Papua di Liga Belanda dan Jerman
Seandainya Osvaldo Haay memilih Liga Jerman atau Belanda, namanya menjadi pemain Papua kedua di Liga Jerman dan pemain orang ke empat di Liga Belanda. Pasalnya telah tercatat beberapa pemain Papua di Liga Belanda, pertama Dominggus Waweyai mantan striker timnas Indonesia era 1960-an. Saat timnas Indonesia try out ke Belanda, Waweyai tidak kembali ke Indonesia, malahan bergabung dengan klub Feyenoord Belanda.
Pemain berikutnya adalah Dominggus Hanasbey. Lodi Roembiak generasi pesepak bola Papua di liga Belanda era 1990-an bermain di FC Den Haag dan Sparta Roterdam.
Lodi atau nama lengkapnya Lodewijk Paul Cornelius Roembiak lahir di Leiden (Belanda) 18 Mei 1969. Orangtuanya pindah ke Belanda era 1960-an setelah Belanda angkat kaki dari Papua. Orangtuanya seorang teknisi maskapai penerbangan KLM di Biak dan di Belanda bekerja sebagai instruktur teknis di pabrik pesawat Foker.
Pemain dengan tinggi badan 1,74 m (5 kaki 9 in) ini berposisi sebagai gelandang bertahan, mengawali kariernya di FC Den Haag dan Sparta Rotterdam. Kariernya terus meningkat sehingga bermain pada klub Bundesliga Jerman, SV Werder Bremen selama musim sepakbola 1998-1999 dan 1999-2000.
Selama memperkuat klub SV Werder Bremen, Roembiak mencetak tiga gol dalam 16 penampilan di Bundesliga. Ia meninggalkan Werder pada musim panas 2000. Ia menjadi pemain yang populer dengan julukuan Lody dan Kugel (bola). (*)
Editor: Dewi Wulandari