Papua No. 1 News Portal I Jubi,
Honiara, Jubi – Momentum yang hendak menggulingkan Perdana Menteri Solomon, Manasseh Sogavare dilaporkan terus meningkat.
Salah satu otak dibelakang rencaan penggulingan tersebut, yang juga seorang anggota parlemen, membeberkan kepada Sunday Star bahwa setidaknya 29 anggota parlemen di koalisi oposisi, independen, dan pemerintah telah menandatangani persetujuan mendukung langkah ini.
"Kami sekarang bertemu lagi untuk menyatukan usaha kami menyingkirkan Perdana Menteri Sogavare dari jabatannya, dan saya dapat menyatakan dengan pasti kepada Anda bahwa kami telah memiliki jumlah pendukung yang cukup untuk memastikan Perdana Menteri dicopot dalam beberapa pekan mendatang," tutur anggota parlemen yang memilih berbicara secara anonim.
"Ini bukan pertemuan pertama kami, sejumlah pertemuan telah diselenggarakan minggu lalu dan saya dapat dengan pasti mengungkapkan kepada Anda bahwa kami memiliki cukup dukungan untuk memastikan perubahan kepemimpinan ini dapat terjadi demi kepentingan bangsa ini," tambahnya.
‘Sogavare telah membuktikan kepada bangsa ini bahwa dia sama sekali tidak mampu memimpin pemerintah dan negara ini.”
Dia menyebutkan dalang dibalik rencana pengguliran ini adalah Ketua Partai Kadere, Peter Boyers, dan keponakan Perdana Menteri yang juga menjabat sebagai Kepala Staf di Kantor Perdana Menteri dan Kabinet, Robson Djokovic.
MP anonim ini mengatakan jika ada orang yang bersalah atas situasi cashflow pemerintah yang lamban dan stagnasi dalam implementasi kebijakan Koalisi Demokrat untuk Perubahan atau Democratic Coalition for Change Government (DCCG) yang disusun oleh kabinetnya, maka orang itu tak lain adalah Perdana Menteri Sogavare sebagai koordinator semua kementerian.
PM Sogavare baru saja tiba dari kunjungan kenegaraan selama seminggu ke Australia pada hari Jumat (18/8) dimana dia menandatangani traktat keamanan baru dengan Australia, dan parlemen diharapkan untuk melanjutkan masa sidang minggu ini.
Namun MP ini menolak mengungkapkan apakah pencopotan ini akan dicapai melalui mosi no-confidence atau perubahan kepemimpinan internal partai.(Solomon Star/Elisabeth C. Giay)
