Papua No. 1 News Portal | Jubi
Port Moresby, Jubi – Mantan Ketua Mahkamah Agung Papua Nugini, Sir Salamo Injia, telah ditunjuk untuk memimpin Komisi Penyelidikan (Commission of Inquiry; COI) atas Transaksi Pinjaman UBS yang kontroversial.
Biaya yang dialokasikan untuk penyelidikan tersebut adalah K 4 juta, dan diharapkan dapat dilaksanakan dan diselesaikan dalam tiga bulan.
Perdana Menteri James Marape secara resmi mengumumkan penunjukkan ini pekan lalu, sambil juga menetapkan penasehat pembantu untuk COI itu, Sam Koim, mantan Ketua Gugus Tugas Sweep, dan seorang pengacara profesional.
Kerangka Acuan Kerja (KAK) untuk COI juga diumumkan, dan tujuannya adalah untuk menyelidiki fakta-fakta seputar keputusan pemerintah memperoleh pinjaman sebesar K4 miliar, untuk mencari pinjaman asing dan untuk memilih Union Bank of Switzerland (UBS), individu dan entitas yang berperan dalam negosiasi untuk dan atas nama PNG, dan apakah ada pelanggaran terhadap ketentuan konstitusi dan kelalaian dari pemimpin dan orang-orang yang terlibat dalam kesepakatan itu.
Tujuan akhir dari komisi penyelidikan adalah untuk menetapkan apakah ada pelanggaran terhadap hukum PNG dan ketentuan Konstitusi dalam proses negosiasi dan persetujuan pinjaman UBS, dan juga menetapkan apakah PNG, sebagai negara, telah mengalami kerugian sebagai akibat dari kesepakatan ini, dan apakah mereka yang terlibat dalam proses kesepakatan itu dapat diproses secara hukum atas kelalaian mereka.
Proyek PNG LNG, pinjaman UBS, pembelian saham Oil Search, dan penjualan saham Oil Search akan menjadi subjek penyelidikan itu.
“Penunjukan Sir Salamo Injia telah dilakukan setelah konsultasi meluas, dan saya yakin bahwa dia akan melakukan penyelidikan atas pinjaman sensitif ini dengan hati-hati, dan sesuai dengan TOR yang ditentukan,” PM Marape mengumumkan.
Di bawah UU COI, suatu komisi penyelidikan dapat memanggil semua orang, mulai dari pejabat-pejabat pemerintah (sebelumnya dan saat ini) dan perusahaan, termasuk Oil Search Limited, UBS, dan penasihat(lokal dan eksternal) yang terlibat untuk memberikan tanggapannya.
Menurut RNZ Pacific, mantan perdana menteri Peter O’Neill mempertanyakan penunjukkan itu karena minimnya pengalaman Sir Salamo Injia, dalam transaksi keuangan komplex yang menurutnya dapat memperlambat COI tersebut. (Post-Courier)
Editor: Kristianto Galuwo