Omset pedagang sayuran di Pasar Hamadi turun

Pedagang sayur di Pasar Hamadi melayani pembeli - Jubi/Ramah
Pedagang sayur di Pasar Hamadi melayani pembeli – Jubi/Ramah

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Jayapura, Jubi – Para pedagang sayuran di Pasar Hamadi, Kota Jayapura, Papua, mengeluh pendapatan mereka terus berkurang sejak awal Januari 2019. Selepas masa perayaan Natal dan Tahun Baru 2019 yang selalu menjadi puncak penjualan barang konsumsi di Papua, Pasar Hamadi sepi pembeli.

Read More

Rahmawati, salah satu pedagang sayuran di Pasar Hamadi, menyatakan penurunan omset itu dirasakan para pedagang pasar sejak awal Januari. Rahmawati mengakui, sejumlah harga sayuran sempat naik ketika pasokan sayur terganggu hujan lebat dan banjir di sejumlah wilayah penghasil sayuran. Akan tetapi, setelah pasokan sayuran lancar dan harganya kembali normal, Pasar Hamadi tetap sepi pembeli.

Rahmawati juga mengeluhkan semakin sedikitnya jumlah pembelian oleh para pelanggannya, terutama jika dibandingkan dengan jumlah pembelian pada masa perayaan Natal atau Idul Fitri. Jumlah penjualan kotornya berkurang dari Rp3 juta per hari menjadi Rp1 juta per hari.

“Kalau penjualan sedang ramai, saya bisa mendapatkan penjualan kotor senilai Rp3 juta, bahkan Rp4 juta per hari. Banyak pelanggan bisa berbelanja hingga Rp500 ribu. Sekarang, jumlah pembeli lebih sedikit, jumlah pembeliannya pun hanya berkisar Rp50 ribu per orang,” keluh Rahmawati yang biasa membeli dagangan sayurannya dari para petani di Arso dan Koya.

Pedagang sayuran lainnya, Arman menyebut suasana Pasar Hamadi saat ini kontras dibandingkan dengan suasana pada masa perayaan Natal dan Tahun Baru 2019. Minat warga Jayapura berbelanja pada masa perayaan Natal sangat tinggi, membuat Arman terus menerus melayani pembeli sejak pukul 04.00 dinihari hingga pukul 17.00 WP.

Jika di masa perayaan Natal lalu Arman bisa mendapatkan omset penjualan berkisar Rp7 juta per hari, kini ia hanya mendapatkan penjualan kotor senilai Rp3 juta per hari. “Jumlah kulakan sayuran saya pun berkurang drastis, menyesuaikan situasi pasar. Saat perayaan Natal atau Idul Fitri, nilai kulakan sayuran saya bisa mencapai Rp3 juta per hari. Sekarang saya hanya berani kulakan Rp1 juta sayuran saja,” kata Arman.

Perputaran bisnis sayuran Arman kini mengandalkan para pelanggan besarnya, yang kebanyakan pengusaha warung makan di Kota Jayapura. “Sekarang tinggal para penguasaha warung makan yang masih membeli dalam jumlah besar,” kata Arman.(*)

Editor: Aryo Wisanggeni G

Related posts

Leave a Reply