Papua No. 1 News Portal | Jubi
Dogiyai, Jubi – Organisasi muda-mudi Peduli Perempuan dan Anak Pegunungan Tengah Papua (OMP2APTP) yang berbasis di Kabupaten Nabire, Papua fokus menyelamatkan anak-anak asli Papua yang dianggap masa depannya terancam karena terjerumus dalam kenakalan remaja.
Ketua OMP2APTP, Paola S. Pakage mengatakan, di wilayah itu jumlah anak-anak pecandu lem aibon, pecandu minuman keras (miras), dan pecandu narkoba telah meningkat, pihaknya fokus melakukan penanganan sejak 2007 silam.
Untuk keselamatan generasi muda Papua, pihaknya memiliki motto ‘tangismu adalah dukaku, dan senyummu adalah kebahagiaanku’.
“Marilah kita bergandeng tangan dengan sesering mungkin berbuat baik dan beraksi dengan menunjukkan aksi sosial yang secara manusia, menolong orang lain,” ujar Pakage kepada Jubi, Sabtu, (12/10/2019).
Pihaknya telah membina anak-anak pecandu lem aibon dan Miras berkisar puluhan orang.
Tempat-tempat yang menjadi sasaran utama yaitu pemukiman warga OAP, tempat nongkrong muda-mudi, pondok-pondok pinang, gereja-gereja, organisasi kemasyarakat, dan lainnya.
“Sekarang Kabupaten Nabire disebut sebagai peringkat nomor satu HIV/AIDS di Provinsi Papua. Apakah Pemda Nabire biarkan begitu saja? Apakah lembaga-lembaga yang kerja untuk pencegahan HIV/Aids diam? Mari di sini dan sekarang kita memulai untuk berantas. Kami sudah mulai,” katanya.
Sekretaris OMP2APTP, Arnold Pakage mengatakan, pihaknya memiliki misi mendengar, mengetahui, mengenal serta mengikuti serta bisa berusaha, bergerak dan beraksi.
“Kita semua berharga di mata Tuhan tapi juga dari manusia,” katanya.
“Kita jangan geli melihat penderita TB paru dan HIV/AIDS. Coba pikir baik, apakah kita terus begini menuju kepunahan? Ataukah kerja untuk memutuskan mata rantai kematian terutama penyebaran HIV/Aids ini,” ucapnya. (*)
Editor: Syam Terrajana