Olahan cokelat dari Ransiki pacu pertumbuhan ekonomi warga lokal

Papua-pekerja-covid19-perusahaan
ilustrasi Pekerja di rumah produksi cokelat, Koperasi Eiber Suth Cokran Ransiki kabupaten Mansel. (Jubi/Hans Arnold Kapisa).

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Ransiki, Jubi – Gubernur Papua Barat, Dominggus Mandacan, bersama kepala perwakilan Bank Indonesia BI) Papua Barat, Joko Sapratikto, di Ransiki kabupaten Manokwari Selatan (Masel) melakukan rangkaian kegiatan penyerahan mesin peralatan olahan cokelat dan peresmian rumah produksi cokelat yang dikelola oleh Koperasi Eiber Suth Cokran Ransiki.

Gubernur Dominggus Mandacan, mengatakan koperasi Eiber Suth Cokran,  dapat memacu pertumbungan ekonomi warga lokal di Ransiki untuk terus maju dalam pengembangan perkebunan kakao di daerah tersebut.

Read More

“Lewat koperasi Eiber Suth Cokran, akan memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi para pekerja yang terlibat dalam koperasi, maupun efek dominonya kepada pekerja di perkebunan kakako Ransiki yang dikelola dengan kearifan lokal,” ujar Mandacan, Jumat (24/7/2020).

Mandacan juga berterima kasih kepada Bank Indonesia (BI) perwakilan Papua Barat dalam menjaga invlasi daerah melalui berbagai kegiatan pendampingan, salah satunya kepada koperasi Eiber Suth Cokran di Ransiki Mansel.

Pelaksana tugas kepala perwakilan Bank Indonesia (BI) Papua Barat, Joko Sapratikto, mengatakan bahwa lewat pendampingan yang telah dilakukan terhadap koperasi Eiber Suth Cokran di Ransiki Kabupaten Manokwari Selatan (Mansel),  setelah BI memperoleh hasil penelitian Komoditas Produk Jenis Usaha (KPJU) tahun 2019 tentang budidaya kakao yang dijalanklan.

“Pendampingan dari BI kepada koperasi Eiber Suth Cokran akan dilakukan untuk 3 (tiga) tahun mendatang,” katanya.

Dari kegiatan pendampingan yang sebelumnya dilakukan, BI Papua Barat selanjutnya mengimplementasikan melalui penyediaan mesin peralatan olahan cokelat yang di pesankan langsung ke pusat Penelitian Kopi dan kakao (Puslitkoka) Jember Jawa Timur, berupa satu unit mesin sangrai kakao (roaster), satu unit pemasta kasar cokelat, satu unit mesin penghalus pasta/cokelat, satu unit mesin pengempa lemak manual, dua unit mesin pendingin (freezer), empat unit cetakan cokelat dan satu unit timbangan  digital 12 kg.

“Selain itu, BI juga memberikan bantuan untuk renovasi rumah produksi yang diharapkan dapat memenuhi standart minimal untuk pengelolaan cokelat berupa partisi ruang dengan desain tembus panadang, meja produksi, pendingin ruangan, dan papan nama produksi cokelat yang dalam [bahasa arfak] disebut ‘Tu Mej Naug Cokelat’,” ujar Joko.

Dia mengakui,  penyediaan alat pengolagan cokelat dan rumah produksi bisa terimplementasi, setelah sumber daya manusia disiapkan lebih dulu.

Ada pun pendampingan yang dilakukan, sebut Joko, BI Papua Barat telah memilih lima anggota koperasi mengikuti pelatihan dan studi visit ke Yogyakarta, pada Februari 2020 lalu.

“BI Papua Barat pada Februari 2020, mengajak lima orang pengelola kakao yang merupakan anggota Koperasi, untuk mengikuti pelatihan dan study visit ke Yogyakarta, yaitu di Balai Penelitian Teknologi Bahan Alam Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (BPTBA-LIPI) dan Desa Wisata Ngalanggeran,Wonosari Yogyakarta,” katanya.

Pelatihan di BPTBA-LIPI mencakup, sisi pembelajaran teori untuk memberikan pemahaman kepada peserta pelatihan, tentang cara mengelola kakao sesuai standar yang baik sesuai varian dan dipandu langsung oleh instruktur berkompeten.

Sementara study visit ke Desa Wisata Ngalanggeran bertujuan untuk memberikan wawasan mengenai konsep pengelolaan desa wisata berbasis komoditas olahan cokelat.

“Harapannya, ke depan Mansel dapat memiliki konsep desa wisata yang terintegrasi mulai dari wisata alam perkebunan kakao, edukaai budidaya kakao, produk olahan cokelat, homestay di perkebunan cokelat dan konsep lainnya yang sejalan dengan kearifan lokal,” katanya. (*)

Editor: Edho Sinaga

Related posts

Leave a Reply