Jubi | Portal Berita Tanah Papua No. 1
New York, Jubi – Presiden AS Barack Obama Rabu (21/9/2016) menyampaikan keprihatinan mendalam atas berlanjutnya pembangunan permukiman Israel, yang berdampak menghancurkan terhadap proses perdamaian Palestina-Israel.
Obama mengatakannya di sela-sela pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, di sesi debat umum pada Sidang Majelis Umum PBB ke-71 di New York.
Kedua pemimpin tersebut juga membahas hubungan Palestina-Israel dan peningkatan kerusuhan belakangan ini antara kedua pihak, kata seorang pejabat AS kepada wartawan setelah pertemuan itu.
AS menyampaikan keprihatinan terkait kegiatan permukiman Israel di wilayah pendudukan dan memperingatkan bahwa tindakan tersebut merusak prospek penyelesaian dua-negara.
Israel menduduki wilayah Tepi Barat Sungai Jordan, Jerusalem Timur dan Jalur Gaza, tempat tinggal lima juta orang Palestina, selama Perang Timur Tengah 1967.
Babak terakhir pembicaraan perdamaian antara Israel dan Pemerintah Otonomi Palestina berakhir pada April 2014 tanpa hasil.
Sejak itu, proses perdamaian telah macet akibat perbedaan mendalam menyangkut perbatasan dan berlanjutnya pembangunan permukiman Yahudi di Tepi Barat. Setelah itu, tak ada upaya serius lagi untuk melanjutkan pembicaraan perdamaian antara Israel dan Palestina.
Namun demikian, Obama dan Netanyahu masih tetap menegaskan persekutuan kedua negara tersebut sebelum pertemuan di Majelis Umum PBB. Netanyahu memuji kesepakatan bantuan militer AS untuk Israel yang ditandatangani pekan lalu.
"Itu sangat membantu tingkatkan keamanan Israel. Sekaligus wujud dari prinsip yang telah berulangkali anda (Obama) ucapkan bahwa Israel mesti bisa mempertahankan dirinya dengan kemampuan sendiri, terhadap setiap ancaman," kata Netanyahu mengenai kesepakatan yang akan memberi militer Israel USD 38 miliar dari tahun fiskal 2019 sampai 2028.
Kesepakatan baru untuk 10 tahun itu, merupakan satu janji terbesar dalam sejarah AS terkait bantuan militer. Jumlah itu meliputi USD 33 miliar melalui dana Pendanaan Militer Asing, dan komitmen USD 5 miliar bantuan pertahanan rudal yang tak pernah ada sebelumnya.
Obama mengatakan kesepakatan tersebut adalah petunjuk mengenai ikatan "yang tak terputuskan" antara AS dan Israel. "Apa yang dilakukannya adalah menyediakan jaminan dan landasan bagi berbagai jenis kerjasama intelijen dan militer, telah telah lama menandai hubungan kita," kata Obama.
Sebagian besar negara menganggap pembangunan permukiman Israel di Tepi Barat sebagai tindakan ilegal dan menghambat upaya perdamaian. Namun Israel menolak anggapan tersebut dengan mengatakan masyarakat Yahudi sudah tinggal di wilayah itu selama beribu-ribu tahun.(*)