Netizen kecam Wali Kota Osaka atas pernyataan menyinggung perempuan

papua
Ilustrasi perempuan dan anak, pixabay.com
Ilustrasi perempuan dan anak, pixabay.com

Wali kota Ichiro Matsui telah meminta warga untuk menerapkan jarak sosial untuk mengurangi risiko infeksi virus, tetapi pernyataannya tentang perilaku belanja berbasis gender memicu kontroversi.

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Read More

Tokyo, Jubi – Wali kota Osaka, Jepang, Ichiro Matsui mendapat kecaman di media sosial setelah mengatakan bahwa perempuan membutuhkan waktu lebih lama daripada pria untuk berbelanja bahan makanan. Pernyataan  itu disampaikan saat ia mencoba mempromosikan aturan jarak sosial untuk mengendalikan penyebaran virus corona di kota itu.

Baca juga :Orang-orang muda ini memimpin perubahan bagi perempuan di Kepulauan Solomon

Perempuan Afgan dengan foto wajah mendunia, kini ditahan di Afganistan

Jumlah korban meninggal dunia akibat campak di Samoa naik jadi 75

Media nasional NHK menyebutka, pada Jumat, (24/4/2020) pagi ada hampir 1.500 kasus virus corona di Osaka dan prefektur yang mengelilinginya, yang menjadikannya wilayah terparah kedua setelah Tokyo.

Wali kota Ichiro Matsui telah meminta warga untuk menerapkan jarak sosial untuk mengurangi risiko infeksi virus, tetapi pernyataannya tentang perilaku belanja berbasis gender memicu kontroversi.

“Ketika seorang perempuan pergi … itu akan memakan waktu,” kata Matsui ketika ditanya oleh seorang reporter pria tentang kemungkinan mengurangi jumlah pembeli ke supermarket untuk menurunkan risiko infeksi corona.

“Jika itu kamu, jika kamu diberitahu untuk membeli ini atau itu, maka kamu akan langsung membeli… dan pulang,” katanya. “Tidak apa-apa bagi pria untuk berbelanja sambil menghindari kontak,” katanya.

Matsui, yang juga mengatakan pasangan yang sudah menikah harus menghindari berbelanja bersama juga menuai kritik di Twitter Jepang atas komentarnya. Para netizen menilai pernyataan itu seksis.

“Jepang adalah negara tempat kata-kata ini keluar dengan mudah dari mulut wali kota. Menyedihkan,” kata seorang netizen.

Netizen lain mengatakan pernyataan itu menunjukkan politisi tidak cukup berpikir tentang makna dari pengasuhan, pekerjaan rumah tangga, dan perawatan.

“Ketika saya mendengar komentar seperti ini … Saya merasa ada keperluan bagi orang-orang dengan beragam latar belakang untuk berpartisipasi dalam politik,” kata pengguna itu.

Matsui benar-benar menilai sesuatu dengan salah, kata pengguna lain, yang mengatakan perempuan membutuhkan waktu lebih sedikit daripada pria ketika pergi berbelanja. (*)

Editor : Edi Faisol

Related posts

Leave a Reply