Negara-negara kepulauan kecil desak pbb perhatikan nasib mereka

Jubi | Portal Berita Tanah Papua No. 1,

New York, Jubi – Pemimpin negara-negara kepulauan kecil mendesak agar Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) memperhatikan nasib negara mereka yang terancam tenggelam akibat peningkatan tinggi muka air laut. Presiden Kiribati, Taneti Maamau menyampaikan itu di hadapan Sidang Umum PBB agar segera melakukan aksi sesuai Kesepakatan Paris untuk mengatasi dampak perubahan iklim.

“Masa depan negara-negara seperti kami dan bangsa kami yang sangat rawan saat ini sedang dipertaruhkan. Kita butuh perubahan pola pikir yang besar, perubahan besar dalam pola pembangunan global, dan perubahan besar dalam cara kita beraktivitas bisnis. Kita harus melakukan semua itu dalam rangka menyelamatkan rakyat dan bangsa kita,” ujar Taneti Maamau.

Ia menyampaikan bahwa di beberapa bagian wilayah Kiribati, seluruh penduduk desanya terpaksa direlokasi karena banjir dan erosi pantai. Sementara, ladang telah rusak dan air bersih telah makin terkontaminasi air laut.

“Kami mohon bantuan dari seluruh keluarga PBB dan untuk mengetuk hatinya menolong kami yang tengah terancam hidupnya; kami tidak bisa menunggu hingga proses ratifikasi Kesepakatan Paris dilakukan oleh semua negara,” katanya.

Menurut Tanete, Kesepakatan Paris adalah peluang bagi para pemimpin dunia untuk menunjukkan kepedulian bagi kelangsungan hidup generasi kita. Semua itu bisa dilakukan karena semua anggota PBB adalah keluarga.

Hal senada diungkapkan Presiden Kepulauan Marshall, Hilda Heine. Ia mengatakan bahwa Kesepakatan Paris menunjukkan semangat internasional untuk saling kerjasama dan saling bergantung satu sama lain. “Saya dulu seorang guru. Jadi saya minta kalian semua untuk segera meratifikasi Kesepakatan Paris karena itu adalah pekerjaan rumah (PR) kalian pekan ini! Sudah seharusnya Kesepakatan Paris dilaksanakan tahun ini,” ujarnya.

Selain masalah perubahan iklim, Hilda juga meminta perhatian PBB untuk mencari jalan keluar dari penyakit diabetes yang menyerang sebagian besar warganya. Kepulauan Marshall memiliki tingkat penyakit diabetes tertinggi di dunia saat ini. “Ini juga adalah krisis nasional di tempat kami. Konsumsi makanan dan minuman mengandung gula di negara kami telah membunuh kami,” katanya. (*)

Related posts

Leave a Reply