Papua No. 1 News Portal | Jubi,
Ambon, Jubi – Harga telur tiba-tiba melonjak menjelang perayaan Natal 2017 maupun Tahun Baru 2018. Fenomena ini terjadi di sejumlah provinsi.
Para ibu rumah tangga di Piru, ibu kota kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) resah.
"Harga telur saat ini Rp57.000/kotak, melonjak dari sebelumnya bervariasi Rp45.000 – Rp47.000/kotak," kata warga Piru, Merry Kiriweno dihubungi dari Ambon, Rabu ( 20/12/2017).
Padahal, harga telur hingga November 2017 masih Rp30.000/rak.
Karena itu, harga telur yang dijual para pedagang di pasar Rp2.000/butir naik dari sebelumnya Rp5.000/tiga butir.
"Kami mengkhawatirkan harga telur melonjak tajam pada akhir pekan ini menjelang perayaan Natal 25 Desember 2017 karena tingginya permintaan," ujar Merry.
Menurutnya, sebenarnya stok telur yang ada di pasaran terlihat banyak. Hanya saja, para pedagang biasanya memanfaatkan momentum perayaan hari – hari besar keagamaan untuk menaikkan harganya.
Kadis Perindag Maluku, Elvis Pattiselanno mengakui, telur termasuk salah satu kebutuhan pokok masyarakat yang rawan kenaikan harga karena pengaruh cuaca maupun komponen lainnya di sentra produksi.
Kementerian Perdagangan telah mengingatkan hal tersebut sehingga para distributor dikoordinasikan agar memasoknya dari sentra produksi seperti Surabaya, Jawa Timur guna menjamin stok.
"Saya saat telekonferensi telah diingatkan Kemendag pada 11 Desember 2017 tentang telur termasuk tiga komoditi yang diprakirakan harganya berfluktuasi," ujarnya.
Khusus telur karena sentra produksi di pulau Jawa berdasarkan penjelasan Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman dipengaruhi faktor cuaca akibat hujan dan komponen pendukung lainnya harganya naik.
Telur di sentra produksi Jawa Timur berflukuasi Rp1.200/ butir, bahkan pada pekan sebelumnya melonjak Rp1.425/butir.
Dia memastikan, distributor agar siap memasok telur dari sentra produksi sehingga stok di pasaran banyak.
"Telur sebanyak enam kontainer telah bongkar di pelabuhan Yos Sudarso Ambon pada pekan lalu dan distributor siap memasok untuk menambah stok saat puncak perayaan Natal maupun menjelang Tahun Baru," tandas Elvis.
Di Kota Solo, Jawa Tengah, sejumlah komoditas juga mulai mengalami kenaikan.
"Dari pantauan kami di sejumlah pasar di Kota Solo, kenaikan harga cukup beragam," kata Wakil Wali Kota Achmad Purnomo di sela sidak di Pasar Gede Solo, Rabu.
Harga telur ayam mengalami kenaikan dari Rp20.000/kg menjadi Rp24.000/kg dan daging ayam ras dari Rp28.000/kg menjadi Rp33.000/kg.
Selain itu, bumbu-bumbuan juga mengalami kenaikan harga di antaranya cabai merah dari Rp24.000/kg menjadi Rp27.000/kg, cabai rawit merah dari Rp20.000/kg menjadi Rp35.000/kg, cabai rawit hijau dari Rp14.000/kg menjadi Rp22.000/kg, bawang merah dari Rp20.000/kg menjadi Rp24.000/kg, dan bawang putih dari Rp20.000/kg menjadi Rp22.000/kg.
Ia mengatakan dari kegiatan sidak tersebut secara umum kenaikan harga yang terjadi masih wajar.
"Hanya saja untuk komoditas telur ayam ras dan cabai memang merangkak cukup tinggi karena banyaknya kebutuhan masyarakat, selain itu juga dipengaruhi oleh musim hujan," kata Ketua Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Solo tersebut.
Penjualan telur ayam ukuran kecil di Kota Pekanbaru, Riau, juga ikut naik sebagai imbas kenaikan harga telur menjelang Natal.
"Warga memilih telur yang lebih kecil karena telur yang biasa saja harganya sudah mahal," kata Sahabat Hendra, penjual telur di Jl. Rajawali, Pekanbaru.
Sahabat Hendra selama ini memang menjual telur ayam yang ukurannya lebih kecil dengan harga Rp27 ribu hingga Rp36 ribu per papan, yang berisi 30 butir. Ia mengatakan telur itu merupakan kategori B, yang ukurannya lebih kecil dan warga kulitnya lebih putih. Sedangkan, harga telur dengan kualitas lebih baik kini harganya sudah melonjak dari biasanya Rp36 ribu menjadi Rp40 ribu hingga Rp42 ribu per papan.
"Bedanya hanya diukuran saja, rasa tetap sama tapi harganya jauh lebih murah. Makanya lebih warga banyak beralih beli telur ini," kata Hendra menjelaskan telur dagangannya.
Menurut dia, penjualan telurnya dalam sehari kini ada sedikit peningkatan dari biasanya 50 papan sehari, menjadi bisa mencapai 100 papan sehari.(*)