Jubi | Portal Berita Tanah Papua No. 1,
Jayapura, Jubi – Pemadaman listrik yang sudah berjalan dua bulan berdampak sangat serius bagi mahasiswa Mimika penghuni Asrama Mimika Perumnas 1 Waena. Situasi tersebut akan diperburuk oleh peringatan PDAM yang akan memutus aliran air ke Asrama Puteri per tgl 17/10 nanti, akibat tunggakan hampir 1 tahun.
Pengurus Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Mimika (IPMM) dan beberapa senior mendatangani kantor redaksi Jubi, Rabu malam (12/10/2016), untuk menceritakan persoalan yang dihadapi sekitar 40-an mahasiswa dan 35 mahasiswi di kedua Asrama miliki Pemkab Mimika tersebut.
Agustinus Tipagau, Sekjend II IPMM, yang datang bersama rombongan menceritakan kesulitan mereka sehari-hari selama dua bulan listrik dipadamkan. “Kami kesulitan mandi karena sumber air asrama putera itu dari sumur yang menggunakan mesin air listrik. Tanpa listrik mesin tidak jalan. Kami mandi selama ini dari mengambil air di asrama puteri, dengan antri yang bikin sulit, dan sekarang terancam karena pemutusan dari PDAM,” ujarnya.
Dia juga menjelaskan kesulitan belajar karena sumber listrik hanya dari aula dan semua mahasiswa harus berkumpul di sana kalau belajar malam hari. “Kamar-kamar tidak ada listrik sudah dua bulan.”
“Kami dari Senior dan juga IPMM minta kepada Pemkab Mimika agar Asrama yang ada di Kota Jayapura wilayah Perumnas 1 Waena dapat diperhatikan, ini aset dari Pemkab Mimika, tidak bisa di biarkan begitu saja,” tegas Agustinus.
Masalah akan tambah runyam karena tanggal 17 Oktober nanti pihak PDAM akan lakukan pemutusan air di Asrama Mimika puteri. “Sekarang asrama puteri sudah dapat peringatan pemutusan air, dan tanggal 17 akan dicabut. Itu artinya kami semua tidak akan mendapat air lagi,” kata Agustinus.
Menurut Agustinus masalah ini belum pernah terjadi sebelumnya, baik ketika Asrama masih dibawah pengurusan keuskupan maupun setelah diserahkan ke Pemkab dibawah pengurusan IPMM sebelumnya. Setahun terakhir masalah-masalah tersebut muncul.
“Masalah yang kami hadapi ini belum pernah terjadi dan ini baru pertama kali. Listrik padam ini kami kira ini tanggung jawab pemerintah, jadi nanti Pemkab Mimika akan tanggung, tapi ternyata tidak ada sampai hari ini dan mereka tidak beri jawaban apa-apa," ujarnya.
Baca juga Tanggapan Pemkab tidak jelas, dua bulan Asrama Mimika Putra dibiarkan gelap
Tunggakan air berkisar 12 bulan dengan total Rp.11 jutaan, sedangkan listrik asrama putra sekitar 11 bulan tunggakan, yang kesemuanya (air dan listrik) berjumlah Rp.40 jutaan.
Antonius Jawame, Senior lintas mewakili para penghuni asrama, menegaskan agar jawaban dari pihak Pemkab harus ada sebelum tanggal 17.
“Sebelum tanggal 17 Oktober harus ada jawaban atau bahasa yang positif buat kami penghuni asrama, kita tidak mau seperti anak yang kehilangan induknya,” ujar Jawame.
“Kalau saja pemerintah tidak buat apa-apa, itu namanya bikin malu Pemkab Mimika karena ini adalah aset Pemkab. Ini kan bukan untuk kami saja tetapi juga buat adik adik kami nantinya,” tegas dia.
Baik Agustinus maupun Antonius menegaskan bahwa mereka akan meminta wakil-wakil rakyat dari dapil Mimika untuk ikut bicara. Karena sejauh ini, Pemkab Mimika tidak bergeming menanggami keluhan para penghuni Asrama Mimika.
Sebelumnya seperti diberitakan Jubi (10/10) mahasiswa senior penghuni asrama Mimika, Markus Magai, sudah menghubungi Pemkab Mimika untuk minta penjelasan, bahkan pengurus IPMM datang langsung ke Timika untuk meminta penjelasan. “Kami disuruh menghubungi kepala bagian ini dan itu, dioper kesana kesini, makanya kami pusing,” ujarnya kesal.(*)