Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Kemenangan 2 – 1 yang diraih Persipura Jayapura saat menghadapi Bhayangkara FC dalam laga lanjutan kompetisi BRI Liga 1 2021 patut mendapat apresiasi. Pasalnya, kemenangan itu bisa menjadi modal untuk menjaga asa pada tiga laga sisa Liga 1, ketika Persipura akan menghadapi PSIS Semarang, PSS Sleman, dan Persita Tangerang.
Ketiga klub yang akan dihadapi Persipura di penghujung kompetisi BRI Liga 1 2021 berada di urutan tengah klasemen Liga 1. Akan tetapi, bukan berarti Persipura bakal dengan mudah mencuri kemenangan dari ketiga klub tersebut. Walau demikian, Ketua Umum Persipura, Benhur Tommy Mano merasa optimis tim Mutiara Hitam bisa lolos degradasi.
Berkaca dari catatan pertandingan sebelumnya, di atas kerta tim Mutiara Hitam masih punya peluang. Saat menghadapi Persita Tangerang pada 28 Agustus 2021, Persipura kalah tipis 1 – 2. Ketika melawan PSS Sleman pada 7 Desember 2021, Persipura hanya mampu bermain imbang 1 – 1. Persipura sempat menang dengan skor tipis 2 – 1 saat menghadapi PSIS pada 11 Desember 2021.
Baca juga: Masih punya peluang lolos dari degradasi, perjuangan Persipura belum selesai
Jelas Persipura harus berjuang keras untuk meraih hasil positif pada ketiga laga penghujung kompetisi Liga 1 nanti. Apalagi saat ini Yohanes Pahabol dan kawan kawan masih terjebak di zona degradasi, dengan menempati peringkat ke-16 klasemen liga.
Yohanes Pahabol dan kawan kawan bertekad melibas semua laga sisa dengan target tiga poin sempurna. Masalahnya, lini belakang Mutiara Hitam pada musim ini agak rapuh, terlihat dari banyaknya gol yang dicetak lawan Persipura.
Persipura musim ini sudah kemasukan sebanyak 45 gol. Ini artinya lini belakang tim Mutiara Hitam sangat lemah.
Kiper Persipura, Fitrul Dwi Rustapa selama paruh musim pertama telah membuat 47 penyelamatan gawang dari tembakan yang tepat sasaran. Jika Fitrul tak bermain cekatan, mungkin gawang Persipura sudah bobol 92 gol.
Baca juga: Banding Persipura ditolak, Bento Madubun bebas sanksi
Masalah kian rumit karena lini depan Persipura juga belum sepenuhnya padu. Ricky Cawor baru mengoleksi 25 gol sejak bergabung dengan Persipura. Ujung tombak lainnya, Yevren baru mencetak dua gol saat melawan Persebaya dan gol penyeimbang ketika melawan PSS Sleman.
Dengan kondisi seperti itu, Persipura tidak punya pilihan selain memenangkan tiga laga tersisa. Para punggawa Mutiara Hitam dituntut tidak membuat kesalahan sekecil apa pun, dan mampu menjaga keseimbang tim ketika menyerang maupun bertahan. Kedua wing bek Persipura—Tinus Pae dan David Rumakiek—yang harus aktif membangun serangan harus mendapat dukungan dari pemain belakang yang mampu menutup celah yang ditinggalkan Pae dan Rumakiek.
Disiplin dalam menerapkan strategi permainan menjadi kunci asa Persipura. Jika lalai dan salah sedikit, Persipura yang menjadi kebanggaan masyarakat Papua justru bakal semakin terporosok dalam jurang degradasi. Apalagi tim Mutiara Hitam justru kerap bermain tanggung, bahkan bermain jelek, saat menghadapi tim medioker yang mereka anggap remeh.
Pertandingan Persipura melawan Barito Putra yang berlangsung pada 14 Februari menjadi gambarannya. Semestinya Mutiara Hitam bisa memenangi pertandingan melawan Barito Putra yang sama-sama berada di peringkat bawah klasemen. Nyatanya, Persipura justru kalah 0 – 3 dari Barito Putra. (*)
Editor: Aryo Wisanggeni G