Musuh utama pelaksanaan PON XX adalah waktu

Pelaksana tugas (Plt). Kepala Dinas Olahraga dan Pemuda (Kadisorda) Provinsi Papua Alexander Kapisa saat melakukan peninjauan di Stadion Papua Bangkit – Jubi/Roy Ratumakin.
Pelaksana tugas (Plt). Kepala Dinas Olahraga dan Pemuda (Kadisorda) Provinsi Papua Alexander Kapisa saat melakukan peninjauan di Stadion Papua Bangkit – Jubi/Roy Ratumakin.

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Jayapura, Jubi – Dinas Olah raga dan Pemuda (Disorda) Papua serta Pengurus Besar Pekan Olah raga Nasional (PB PON) masih dipusingkan dengan sejumlah persiapan, mulai dari venue hingga infrastruktur penunjang PON XX di Provinsi setempat. Padahal, pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX 2020 di Papua tinggal menyisakan 428 hari lagi.

Read More

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Olahraga dan Pemuda (Kadisorda) Provinsi Papua Alexander Kapisa mengatakan, musuh utama pelaksanaan PON XX 2020 di tanah Papua adalah waktu, yang mana diakuinya banyak sekali tantangan yang dihadapi.

“Untuk mengelola waktu tersebut butuh langkah-langkah yang cepat baik dari segi komunikasi dengan semua stakeholder terkait atau juga dari sisi manajemen. Dua hal ini menurut saya menjadi penting didalam mengelola waktu yang tersisa ini,” kata Kapisa kepada Jubi, Minggu (18/8/2019) saat ditemui di Stadion Papua Bangkit (SPABA), Sentani, Kabupaten Jayapura.

Kata Kapisa, ketika pihaknya bisa berkomunikasi dengan semua stakeholder, tentu ada koordinasi dan kerjasama untuk saling bahu membahu dalam konteks penyelenggaran PON di Papua, baik dari segi persiapan maupun sampai dengan pelaksanaan.

“Dalam sisi manajemen, berarti cakupannya sangat luas karena kami harus me-manage (mengelola) semua. Tentunya Disorda sebagai driving force (penggerak) bagi ivent ini harus bisa menata dan me-manage semua,” ujarnya.

Dikatakan, mitra yang paling utama dari Disorda adalah PB PON dan KONI baik di daerah dan pusat. Dari sisi komunikasi dirinya sebagai orang baru diberikan amanah terus melakukan komunikasi dengan pihak terkait terutama dengan pihak-pihak secara birokrasi didalam internal pemerintah. Alexander Kapisa sendiri merupakan pelaksana tugas Kadisorda menggantikan pelaksana tugas terdahulu Daud Ngabalin.

“Mungkin teman-teman tahu bahwa ada diskresi (keputusan) atau Inpres tentang pelaksanaan PON di Papua yaitu Inpres 10 tahun 2017. Inpres ini menjadi modal bagi pemerintah daerah sebagai pelaksana untuk melakukan komunikasi dan koordinasi dengan semua kementerian lembaga yang ada, ini semua dalam konteks untuk persiapan percepatan PON di Papua. Saya pikir, untuk persiapan dalam konteks waktu, komunikasi dan manajemen menjadi sangat penting,” katanya.

Lanjut Kapisa, pasca dirinya mendapatkan amanah dari Gubernur Papua, langsung mencoba untuk mendistribusikan beban-beban kerja yang selama ini masih tertumpuk di Disorda Papua. Dan menurutnya Disorda tidak bisa mengelola iven sebesar ini sendiri dengan SDM yang terbatas.

“Saya langsung melakukan exercise (pelaksanaan) semua dokumen yang ada termasuk dokumen perencanaan dan anggaran sehingga kedepan ada kebijakan dari bapak gubernur dan juga sebagai Ketua Umum PB PON untuk bagaimana disepakati, kita-kira kita harus retribusi dalam level internal pemerintah sendiri maupun di enam klaster (kabupaten) dan juga tiga kabupaten penyangga,” ujarnya.

Pelaksaan PON XX 2020 Papua sendiri ada di enam klaster diantaranya Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Kabupaten Biak, Merauke, Timika, dan Kabupaten Jayawijaya. Ada juga kabupaten penyangga yaitu Kabupaten Supiori, Yapen, dan Kabupaten Tolikara.

“Ketika kebijakan ini ada, harapannya harus diterjemahkan dalam dokumen-dokumen perencanaan dan penganggaran,” katanya.

Disinggung progres dari Inpres nomor 10 tahun 2017, kata Kapisa, pihaknya bersyukur karena dengan adanya Inpres nomor 10 tahun 2017 yang dikeluarkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), ada sebuah langkah konsolidasi dan koordinasi yang luar biasa dari Pemerintah Pusat dimana telah dibangun beberapa venue seperti SPABA, Aquatik, Istora PON, dan Lapangan Hockey.

“Pengerjaan sarana dan prasarana sebenarnya ada di Kemenpora, cuma berkaitan dengan akselerasi percepatan maka Presiden memerintahkan PU untuk mengerjakan hal ini. Sama seperti Asean Games kemarin dimana Kementerian PU diberikan ruang untuk bekerja dan dipanyungi dengan sebuah regulasi yang jelas,” ujarnya.

Sebelumnya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memastikan pembangunan empat arena olah raga (venue) Pekan Olahraga Nasional (PON) XX 2020 di Papua berjalan lebih cepat.

Kepala Satuan Kerja Pelaksanaan Prasarana dan Permukiman Wilayah II Provinsi Papua Anggoro Putro mengatakan progres, pembangunan arena aquatic yang telah mulai sejak Desember 2018 hingga 21 Juni 2019, pengerjaannya mencapai 16,4 persen.

“Capaian pengerjaan fisik tersebut lebih cepat dari rencana sebesar 13,8 persen. Arena aquatic ditargetkan selesai pada Juli 2020,” kata Anggoro belum lama ini di Jayapura. (*)

Editor : Edho Sinaga

Related posts

Leave a Reply