Musim hujan, pendapatan petani sayur menurun

: Petani sayur di jalan baru Pasar Youtefa sedang panen kangkung - Jubi/Ramah
Petani sayur di jalan baru Pasar Youtefa sedang panen kangkung – Jubi/Ramah

Papua No. 1 News Portal | Jubi 

Jayapura, Jubi – Tingginya intensitas hujan pada Februari 2019 mulai dikeluhkan para petani sayur di jalan baru Pasar Youtefa, Distrik Abepura. Tanaman sayuran yang menjadi sumber penghidupan mereka rusak akibat terendam air. Akibatnya banyak petani sayuran yang gagal penen.

Read More

Seorang petani sayur, Angelina, mengatakan panen normal sayuran untuk satu bedeng atau satu petak ukuran 4×20 meter bisa mencapai 300 ikat, saat musim hujan ia hanya mampu mengumpulkan setengahnya atau 150 ikat saja.

“Pendapatan menurun selama musim hujan. Gagal panen. Satu kali tanam untuk satu bedeng modalnya Rp150 ribu. Kalau panen satu kali dalam sebulan,” ujar Angelina saat ditemui sedang panen kangkung di jalan baru Pasar Youtefa, Senin (11/2/19).

Dikatakan Angelina, saat sayuran terendam air, daunnya menguning dan lama-lama membusuk sehingga tak bisa dipanen apalagi dijual.

“Saya punya ada lima bedeng. Kalau musim hujan, hanya bisa penen dua bendeng saja. Tentu saja saya rugi modal dan tenaga,” tutur Angelina yang sudah 15 tahun menjadi petani sayur.

Petani sayur lainnya, Simon, mengatakan Pasar Youtefa menjadi salah satu sentra penghasil sayurran untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di wilayah Kota Jayapura. Namun saat ini stok sayuran terancam berkurang karena banyak petani yang gagal panen.

“Saya punya ada sembilan petak ditanami sayur kangkung, sawi dan bayam. Kalau musim hujan tidak semuanya panen karena sebagian rusak, kalau cuaca bagus, sembilan hektar semuanya bisa di panen,” ujarnya.

Simon yang sudah 25 tahun menjadi petani sayur mengaku, mampu menghasilkan 300 ikat sayur di atas lahan seluas 4×20 meter bila cuaca sedang bagus, namun saat musim hujan hanya mampu mengumpulkan 20 sampai 30 ikat.

“Satu kali panen satu bulan. Kalau musim hujan rugi. Satu kali tanam modalnya Rp500 ribu, itu sudah termaksud bibit, pupuk dan tenaga. Kalau lagi bagus, satu kali panen untuk satu petak bisa dapat Rp700 ribu,” ungkapnya. (*)

 

Editor  : Edho Sinaga

Related posts

Leave a Reply