Jayapura, Jubi – Kota Jayapura menaikkan status siaga bencana pada bulan Februari hingga Mei 2016 menyusul musim penghujan yang diprediksi di atas normal.
“Pelaksanaan status darurat siaga bencana atas adanya masukan dari BMKG. Peningkatan status bencana tersebut mau tidak mau berpengaruh terhadap kebutuhan ketersediaan dana sesuai aturan di kebencanaan,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Jayapura, Bernard J. Lamia kepada wartawan di Jayapura, Kamis (11/2/2016).
Ia mengakui pihaknya bakal meminta bantuan kabupaten tetangga atau provinsi untuk urusan logistik. “Untuk skala kecil tentu kita siap, tetapi jika besar, kami akan minta bantuan provinsi untuk membantu, kalau masalah itu tidak perlu dirisaukan sebab ada tim reaksi cepat (TRC) BNPB Pusat bisa dua hari bantuan akan datang,” katanya.
Menurut dia beberapa titik di Kota Jayapura berpotensi ancaman longsor dan banjir, semisal di daerah Waena, Koya dan Perumnas 3, aliran sungai Siborogonyi, sekitar kantor otonom Kotaraja, Kelurahan Entrop, APO, sekitar kantor gubernur Dok II, sekitar taman Imbi, Polimak Bambu Kuning, Yapis dan Angkasa.
Maka dari itu ia meminta kepada masyarakat kota ini agar selalu waspada.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan berdasarkan tren bencana tahun 2002-2015, sebagian besar atau 95 persennya merupakan bencana hidrometerologi seperti banjir, longsor, puting beliung, kekeringan dan cuaca ekstrem.
“Terdapat 315 kabupaten/kota dalam ancaman bahaya sedang tinggi banjir di Indonesia,” katanya. (Sindung Sukoco)