Papua No.1 News Portal | Jubi
Port Moresby, Jubi – Sidang parlemen Papua Nugini telah dimulai kembali meski singkat namun berapi-api sementara pemerintah mencoba untuk melawan serangan dari oposisi.
Namun sidang itu segera ditunda setelah timbul kekhawatiran tentang kelayakan seorang anggota parlemen (MP) yang saat ini menghadapi persidangan mengenai kebangkrutannya.
Dalam langkah yang mengejutkan, Ketua Parlemen Job Pomat mengindikasikan bahwa ada kemungkinan MP Bari Palma tidak memenuhi syarat untuk terlibat dalam sidang parlemen itu karena dia telah dinyatakan bangkrut oleh sebuah putusan pengadilan tahun 2017.
“Saya ingin menyerahkan perkara ini ke otoritas yang tepat, baik itu Mahkamah Agung atau Pengadilan Nasional, untuk diproses.”
Pemimpin Oposisi dan MP dari dapil Vanimo-Green, Belden Namah, berpendapat bahwa putusan pengadilan yang lainnya baru-baru ini telah mengesampingkan putusan bangkut sebelumnya dan, oleh karena itu, memungkinkan Palma untuk terus menjabat sebagai anggota parlemen. Meskipun awalnya ada pertengkarang dan adu mulut, para MP akhirnya setuju dengan keputusan ketua parlemen untuk menunda sidang itu. Pomat kemudian memerintahkan parlemen untuk kembali pada Rabu ini.
Sidang Senin ini telah dilakukan akibat perintah Mahkamah Agung negara itu kepada Pomat.
Dalam sebuah putusan pekan lalu, keputusan Pomat untuk memulai kembali sidang parlemen pada November lalu dan mengesahkan anggaran tahunan PNG yang berikutnya itu tidak konstitusional.
Strategi politik itu adalah hasil dari upaya oposisi yang terus berlanjut untuk menggulingkan Perdana Menteri James Marape melalui mosi tidak percaya di lantai Parlemen.
Sementara itu, Oposisi PNG telah menandatangani mosi tidak percaya terhadap Perdana Menteri James Marape, Senin (14/12/2020) sore ini.
Mosi itu ditandatangani oleh oposisi yang dipimpin oleh pemimpinnya, Belden Namah. Namah akan mengajukan mosi ini dan didukung oleh Sir Puka Temu.
Oposisi juga telah menginformasikan MP Patrick Pruaitch sebagai pilihan mereka sebagai Perdana Menteri PNG yang berikutnya. (PACNews/ ABC /NBC PNG News)
Editor: Kristianto Galuwo
