Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Kabar duka menyeruak bagi para pejuang Papua Merdeka. Satu diantara para pejuang itu dipanggil Yang Maha Kuasa. Moses Weror meninggal dalam usia lanjut 86 tahun di Kali Bobo, Madang Papua New Guinea (PNG) pukul 05.00 pagi waktu Madang, Selasa 10 April 2019.
Dari informasi yang dihimpun Jubi, mendiang Moses Weror menikahi perawat Fient Rumaninum putri dari mantan Ketua Sinode GKI di tanah Papua Pdt FJS Rumainum dan telah dikarunia lima orang anak. Musye Weror, putra kandungnya, kini menjadi orang nomor satu di perusahaan tambang tembaga di Ok Tedi, Papua New Guinea.
Moses Weror mengawali kariernya di Departemen Luar Negeri (Deparlu) Republik Indonesia, pada 1960-an dan pernah bekerja di Departemen Luar Negeri. Ketika itu Papua masih belum bergabung dengan Indonesia hingga kembali lagi bertugas di Jayapura jelang Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) 1969 di Provinsi Irian Barat.
Moses Weror bersama dengan mendiang Herman Wayoi mantan pendiri Partai Nasional Papua melakukan demo kepada Utusan Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Fernando Ortiz Sanz di Jayapura pada 19 April 1969 jelang Pepera Juli-Agustus 1969 di provinsi Irian Barat ketika itu.
Pada demo 11 April 1969 itu, sebanyak 200 pedemo terdiri dari pegawai negeri,pelajar dan mahasiswa dibawah pimpinan Herman Wayoi, Moses Weror dan tokoh mahasiswa Clemens Runaweri. Moses Weror dan kawan-kawan kepada Orti Sanz menyampaikan resolusi berjudul,”Penentuan Nasib Sendiri atau disingkat Penase.”Demo pertama kali menentang pelaksanaan Pepera melalui sistem perwakilan Dewan Musyarawah Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera). Pendemo menegaskan harus menjalankan referendum untuk satu orang satu suara.”
Selain itu Weror dan kawan-kawan juga membawa poster bertuliskan, We Papuans won’t play second fiddle.Dalam buku Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) 1969 terbitan Pemerintah Daerah Provinsi Irian Barat menyebutkan karena demo dibawah pimpinan Herman Wayoi tidak pernah meminta izin sehingga dibubarkan dan pentolannya ditangkap serta mendekam di penjara tahanan Ifar Gunung.
Usai Pepera 1969 dilaksanakan, Moses Weror, Clemens Runaweri menyeberang ke Papua New Guinea dan melintasi perbatasan antara PNG dan Papua. Selama di PNG Moses Weror tetap konsisten memperjuangkan Papua Merdeka di luar negeri khususnya di PNG dan Pasifik Selatan.
Selama bertahun-tahun di PNG, pada 23 Februari 2000, Moses Weror ikut dalam Musyawarah Besar Papua di Sentani yang dihadiri oleh 500 elemen perjuangan Papua merdeka. Moses Weror juga masuk dalam Presidium Dewan Papua (PDP) mewakili wilayah Pasifik.(*)
Editor : Edho Sinaga