Papua No.1 News Portal | Jubi
Merauke, Jubi – Kegiatan belajar-mengajar dipastikan tetap berlangsung secara daring di seluruh SMA di Kabupaten Merauke, Papua. Penerapan tersebut merupakan hasil kesepakatan para kepala sekolah.
“Tidak ada kegiatan belajar-mengajar secara langsung (tatap muka), tetapi secara online (daring). Itu sesuai kesepakatan seluruh kepala SMA, mengingat pandemi Covid-19 belum berakhir,” kata Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMA Kabupaten Merauke Antonio Riberto Ohoitimur, Senin (13/7/2020).
Kesepakatan itu sejalan dengan surat edaran Gubernur, dan Dinas Pendidikan, Kebudayaan dan Arsip Daerah Papua. Salah satu surat tersebut menyatakan Tahun Ajaran 2020-2021 tetap dimulai pada hari ini, tetapi proses pembelajarannya masih berlangsung secara jarak jauh melalui layanan daring.
“Sekolah tidak boleh melaksanakan pembelajaran (melalui metode) tatap muka hingga 30 Juli mendatang. Juga tidak ada kegiatan mengumpulkan siswa dalam jumlah banyak,” jelas Antonio.
Dia mengakui ada sejumlah sekolah mengumpulkan siswa baru beserta orangtua mereka. Akan tetapi, pihak sekolah yang bersangkutan menerapkan protokol kesehatan selama kegiatan tersebut. “Itu (pengumpulan siswa baru) semata-mata (bertujuan) menyampaikan bahwa kegiatan belajar-mengajar (berlangsung secara jarak jauh) dari rumah selama masa pandemi Covid-19.”
Salah satu sekolah yang mengumpulkan siswa baru itu ialah SMA Yos Sudarso. Kegiatan tersebut rencananya diselenggarakan pada Kamis ini. Para guru akan memberi pengarahan mengenai model pembelajaran dan bentuk penugasan secara daring serta hal-hal penting lain kepada para siswa baru.
“Para siswa baru dikumpulkan dalam ruangan, tetapi jumlah mereka dibatasi. Setiap ruangan hanya (berisikan) 18 orang, dan mereka juga harus mengenakan masker serta menjaga jarak (fisik),” kata Antonio.
Tidak hanya SMA, sejumlah SMP di Merauke pun masih tetap melanjutkan pola pembelajaran jarak jauh pada tahun ajaran baru kali ini. Salah satu sekolah tersebut ialah SMP Negeri Buti.
“Setiap siswa diberi paket data (kuota internet) untuk belajar secara online (daring). Bagi (siswa) yang tak memiliki handphone, guru akan mengirimkan materi penugasan ke rumah masing-masing. Dua pekan kemudian, tugas tersebut dikumpulkan untuk dievaluasi (dinilai guru),” kata Kepala SMP Negeri Buti Paschal Tethool, beberapa waktu lalu. (*)
Editor: Aries Munandar