Menyoal potensi wisata di Kota Jayapura

Papua No. 1 News Portal | Jubi ,

OBYEK wisata di Kota Jayapura sangat beragam. Sebut saja Pantai Base-G, Hamadi, Pasir 2, Pantai Holtekam, Pos Lintas Batas Negara (PLBN) di Skouw, Distrik Muara Tami. Sedangkan Bukit Jokowi di Skiline, Distrik Jayapura Selatan dan Pantai Pasir 6 di Distrik Jayapura Utara sedang viral di media sosial.

Tak dapat dipastikan jumlah pengunjung saban pekan atau hari libur. Namun, hampir pasti tempat-tempat di atas menjadi tempat hiburan atau rekreasi bagi warga Kota Jayapura dan sekitarnya.

Dosen Antropologi Universitas Cenderawasih Cenderawasih (Uncen) Abner Koibur mengatakan, potensi wisata di Kota Jayapura harus diklasifikasi. Misalnya wisata alam, religi, budaya, dan sejarah.

“Pariwisata untuk apa? Tujuannya untuk apa? Itu yang harus kita lihat,” ujar Koibur kepada Jubi.

Merujuk Undang-Undang Nomor 10 tahun 2009 pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata, serta usaha-usaha yang berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata.

Menurut Koibur potensi wisata di Kota Jayapura tak hanya wisata alam, bahari, dan budaya, tetapi juga kuliner dan religi. Kota Jayapura merupakan kota sejarah dan pariwisata.

“Sejarah politik yang bisa dijadikan sebagia bahan untuk dikembangkan, destinasi yang dikembangkan wisata di Kota Jayapura,” katanya. 

Seiring perkembangan Kota Jayapura yang semakin maju, pembangunan dan jumlah penduduk pun semakin bertambah. Ledakan penduduk juga berdampak pada pembangunan hunian yang tidak terkontrol.

“Salah satu harapan masyarakat kota berkeinginan melestarikan tempat-tempat pariwisata atau hal-hal menarik yang lainnya. Misalnya Pantai Hamadi Base G, Patai Pasir 2, Pantai Holtekam,” katanya.

Perkampungan penduduk lokal Port Numbay seperti Tobati, Enggros, Kayu Batu, dan Kayu Pulau juga dinilainya sebagai situs-situs yang bisa dikembangkan menjadi wisata sejarah dan budaya.

“Apabila kita mau mengetahui tentang orang Tobati kami mengunjung Tobati, agar kita mengenal orang Tobati itu seperti apa,” ujarnya. 

“Semacam ada mesin hidup itu justru menarik orang-orang datang mengunjungi tempat tempat wisata di Kota Jayapura sebab dengan demikian bisa menambah income bagi masyarkat kampong,” lanjutnya.

Kota Jayapura akan menggelar Festival Teluk Humboldt beberapa waktu mendatang. Festival ini dihelat untuk menarik wisatawan di ibu kota Provinsi Papua ini.

Kobur berpendapat, orang-orang asli Port Numbay harus diberikan ruang khusus agar dapat berkespresi.

“Jangan hanya setahun sekali tetapi bagaiman bisa dibuat sebulan sekali dengan melibatkan masyarakat setempat. Mereka bisa menjual hasil potensi merkea melaui karya kerajinana bisa mereka mengeskplorasi.,” katanya.

Untuk mengelola pariwisata, lanjutnya, tidak hanya melalui Dinas Pariwisata. Semua stakeholder lainnya juga harus berkontribusi mengembangkan pariwisata dan festival tahunan ini.

Kepala Dinas Pariwisata Kota Jayapura, Mathias B. Mano mengatakan, selama ini Pantai Hamadi dimiliki, dikuasai, dan dikelola masyarakat setempat. Harga tiap pondok juga ditentukan sendiri, padahal semua fasilitas dibangun pemerintah. Tapi tak ada pemasukan untuk pemerintah Kota Jayapura.

Maka dari itu, Dinas Pariwisata Kota Jayapura akan berkolaborasi dengan masyarakat pengelola menyangkut pengembangan wisata Pantai Hamadi.

“Kami akan melakukan kerjasama dengan masyarakat pengelola, kira-kira mereka maunya bagaimana dan pemerintah maunya seperti apa,” katanya seperti dilansir papuatoday.id, Minggu, 8 Juli 2018.

Selain mengembangkan dan memaksimalkan wisata Pantai Hamadi, Bukit Jokowi, dan Pantai Base-G, Dispar Kota juga akan akan memaksimalkan potensi pariwisata melalui pengelolaan dan daya tarik tempat pariwisata dengan melengkapi sarana dan prasarana pendukung, serta menyiapkan sumber daya manusia bidang pariwisata yang baik.

Untuk itu, pihaknya mengharapkan wisata Pantai Hamadi ini akan dijadikan sebagai proyek setara dengan objek wisata terkenal di Indonesia.

“Jadi orang akan masuk ke pantai itu free, mereka akan menikmati kuliner dan bebas beli souvenir yang khas dari daerah setempat. Ini langkah yang akan kami ambil kedepan. Apalagi Kota Jayapura akan di jadikan tuan rumah pelaksanaan PON 2020, sehingga akan dibenahi dari sekarang,” katanya. (*)

Related posts

Leave a Reply