Jayapura, Jubi – Revolusi Industri 4.0 telah mengubah hidup dan kerja manusia secara fundamental. Revolusi industri generasi ke-4 ini memiliki skala, ruang lingkup dan kompleksitas yang lebih luas. Kemajuan teknologi baru yang mengintegrasikan dunia fisik, digital dan biologis telah mempengaruhi semua disiplin ilmu.
Melihat tantangan itu pihak Universitas Cenderawasih dan Lembaga Pelayanan Mahasiswa Indonesia (LPMI) menghadirkan pembicara dari Universitas Indonesia upada seminar nasional.
Seminar itu mengusung tema, peluang dan tantangan bagi generasi mudah di era Revolusi Industri 4.0. yang dibuka oleh pembantu rektor tiga Jonatan K Waroromi di Autodirium Uncen, Jumat (17/5/2019) di Jayapura.
“ Era digitalisasi ini para mahasiswa perlu pahami betul dengan perkembangan industri untuk menyesuaikan dengan perkembangan. Agar suatu saat di lapangan dia bisa menghadapi dengan baik,” kata Jonatan K Waroromi, Pembantu Rektor tiga Uncen.
Kegiatan yang senantiasa dibicarakan terkait perkembangan revolusi. Menurutnya ini wajib dimiliki oleh setiap pemangku kepentingan dan mahasiswa, karena program nasional itu semua berhubungan dengan era digitalisasi.
Pihak LPMI dan para mahasiswa Kristen diimbau untuk menyebarluaskan hal ini ke perguruan tinggi negeri dan swasta di papua, untuk sama-sama melihat persoalan digitalisasi yang berkembangan pesat karena semua serba online.
Secara spesifik dalam materi seminar akan memberikan materi terkait moralitas di era revolusi. Dan nilai-nilai yang dulu ada tetapi runtuh akibat berkembangan kehidupan budaya saat ini.
Dia juga meminta pesan- pesan firman Tuhan yang harus dijaga dalam kehidupan mahasiswa Kristen, dalam menghadapi perkembangan dunia digital itu.
Pemateri dari universitas indonesia Roy Darmawan dalam materinya menjelaskan, kita berada di dunia revolusi 4.0 yang menjadi sebuah keniscayaan.
“Perkembangan ini membutuhkan literasi milenial yang berpikir inovatif . Karena mau mengubah dunia tidak harus ilmu pengetahuan tetapi membutuhkan inovasi,” jelasnya.
Menurutnya perubahan harus dilakukan dengan cermat dan radikal. “Dan itu membutuhkan kesiapan untuk bisa bersaing dan berkompetisi dengan negara-negara revolusi 4.0 seperti di Jepang dan China”.ujarnya. (*)
Editor: Syam Terrajana