Papua No.1 News Portal | Jubi
Jakarta, Jubi – Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim mengatakan banyak anak mengalami kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) saat pembelajaran jarak jauh (PJJ). Nadiem juga mengungkap anak mengalami ketertinggalan pembelajaran atau learning loss karena akses pendidikan terhambat.
“Kita sudah ada penurunan capaian belajar, banyak anak putus sekolah, apa lagi perempuan. Di berbagai macam daerah, banyak learning loss yang dampaknya permanen, kekerasan terjadi dalam rumah tangga,” kata Nadiem dalam Rapat Kerja Komisi X DPR RI dengan Mendikbudristek, Senin (23/8/2021).
Baca juga : Sekolah di zona merah tetap belajar lewat daring
Anak-anak berjalan kaki 5 km ke sekolah di Kabupaten Keerom
Awal Juli sekolah di Papua kembali belajar tatap muka
Menurut Nadiem Kementerian yang ia pimpin sudah mempercepat pembukaan sekolah tatap muka sejak awal tahun. Namun, kebijakan itu terhambat penyebaran virus corona varian Delta beberapa bulan terakhir. Namun saat ini jumlah kasus Covid-19 di Jawa dan Bali terus menurun, sehingga pemerintah akan mendorong pembukaan sekolah di daerah level 3, 2, dan 1.
“Ini sudah terlalu lama kondisi psikologis anak kita dan kognitif learning loss anak kita sudah terlalu kritis, kita harus secepat mungkin membuka dengan protokol kesehatan yang ketat,” ujar Nadiem menambahkan.
Sebelumnya, pemerintah membuka sekolah secara bertahap pada awal tahun 2021. Namun, kebijakan itu terhenti karena jumlah kasus Covid-19 melonjak pascakehadiran varian Delta.
Saat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat, seluruh sekolah di Jawa dan Bali diminta belajar secara daring.
Kebijakan itu juga diterapkan di sekolah-sekolah di daerah PPKM Darurat di luar Jawa Bali. (*)
CNN Indonesia
Editor : Edi Faisol