Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jakarta, Jubi – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengusulkan ada bahasa utama di Papua untuk memudahkan perbedaan bahasa yang beragam di kawasan tersebut.
“Bahasa daerah dan dialek di Papua masih sangat beragam. Tiap distrik, biasanya akan menggunakan bahasa atau dialek yang berbeda dengan distrik lainnya, bahkan tak jarang bahasa-bahasa ini juga tak dimengerti oleh distrik satu dengan yang lainnya,” kata Muhajir Effenedy saat peluncuran website dokumentasi Papua oleh LIPI, Senin (3/5/2021).
Baca juga : Menteri PMK akan mengecek penyaluran Bansos di Papua
Papua jadi provinsi terendah penerima dana Bansos
Dua sekolah di Wamena masih tunggu janji Kemendikbud
Meski mengakui keberagaman adalah hal yang bagus, namun Muhajir menilai hal itu juga telah menjadi penghalang bagi pemerintah pusat, namun juga pemerintah daerah untuk memahami warga di sjeumlah pelosok Papua.
“Program pengelolaan kekayaan bahasa di tanah Papua ini juga problem kita, di Papua ini begitu banyak bahasa, ratusan bahasa. Kemudian satu sama lain juga bahkan dalam satu antar distrik saja bisa punya bahasa yang berbeda,” kata Muhadjir menambahkan.
Persoalan bahasa di Papua dia rasakan langsung saat kunjungan ke Kabupaten Pegunungan Bintang beberapa waktu lalu. Saat itu dirinya sempat dihadang warga yang melakukan demonstrasi, tiba-tiba bupati tersebut menemui pendemo secara langsung. Mereka tampak berbicara, namun Muhadjir yakin keduanya sebenarnya tak menemui titik terang lantaran terkendala bahasa.
Baik Bupati maupun warga sama-sama tak paham dengan apa yang ingin disampaikan satu sama lain.
“Feeling saya sebetulnya tidak nyambung bahasa antara Pak Bupati dengan masyarakat,” kata Muhajir menjelaskan.
Muhadjir memahami kala itu sang Bupati hanya memprediksi apa yang sebenarnya diminta warganya. Hal itu menjadi alasan ia mengusulkan agar ada kesepakatan yang bisa dibuat terkait penggunaan bahasa sehari-hari di wilayah Papua selain penggunaan bahasa Indonesia, untuk memudahkan komunikasi. (*)
CNN Indonesia
Editor : Edi Faisol