Beberapa sumber senior pemerintah mengatakan ketegangan antara para pejabat di kantor Kementerian Keuangan dan perdana menteri telah mencapai titik didih sehubungan dengan rencana pengeluaran May.
Papua No. 1 News Portal | Jubi,
London, Jubi – Menteri Keuangan Inggris, Philip Hammond, menyatakan bersiap mundur sehubungan dengan warisan rencana pengeluaran Perdana Menteri Theresa May. Beberapa sumber senior pemerintah mengatakan ketegangan antara para pejabat di kantor Kementerian Keuangan dan perdana menteri telah mencapai titik didih sehubungan dengan rencana pengeluaran May.
Keinginan May untuk mengeluarkan sebanyak sembilan miliar pound atau 11,3 miliar dolar AS setiap tahun untuk pendidikan selama tiga tahun, termasuk rencana membangun gedung sekolah baru dan memberi guru gaji yang lebih tinggi telah menyulut ketegangan.
Baca juga : Inggris tetapkan komitmen raih nol emisi pada 2050
Isu jurnalis dan konflik bersenjata di Papua jadi perhatian Parlemen Inggris
Parlemen Inggris minta hentikan “Gag Order” dalam kasus diskriminasi
Hammond, Kanselir May, menentang rencana itu dan bersiap meletakkan jabatan, dalam apa yang akan menjadi tindakan luar biasa cuma beberapa pekan sebelum PM itu meninggalkan posisinya.
Pemerintah Inggris diketahui meminta Hammond membebaskan uang dari 26,6 miliar pound yang ia sisihkan dalam kasus Brexit tanpa-kesepakatan untuk mendanai rencana tersebut.
Theresa May mundur sebagai Ketua Partai Konservatif pada 7 Juni tapi mengatakan ia akan tetap menjadi perdana menteri sampai persaingan mengenai pemimpin baru diselesaikan.
Mantan Wali Kota London dan menteri luar negeri, Boris Johnson, berada di depan pesaingnya untuk menjadi pemimpin partai dan kendati sejauh ini memutuskan untuk menjauhkan diri dari perdebatan dengan pesaingnya, popularitasnya masih kuat. (*)
Editor : Edi Faisol