Menteri Kesehatan ini marah saat tahu ICU diperjualbelikan ke Pasien Covid-19

Papua
Ilustrasi layanan medis, pixabay.com

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Jakarta, Jubi – Menteri Kesehatan Peru, Óscar Ugarte marah terkait praktik jual-beli tempat kosong di ICU untuk pasien Covid-19. Ugarte akan mengambil tindakan tegas atas kasus yang dinilai kategori penipuan tersebut. “Kita tidak bisa bernegosiasi dengan nyawa orang,” kata Ugarte, dikutip Tempo, Jum’at (23/7/2021).

Read More

Kepolisian Peru pada Rabu, (21/7/2021), membongkar jaringan kriminal yang membandrol biaya SGD 28 ribu per tempat tidur Rp300 juta-an kepada pasien Covid-19, yang dirawat di rumah sakit negeri. Temuan ini memperparah kondisi Covid-19 di Peru.

Baca juga : Ratusan tenaga kesehatan ini gugat rumah sakit saat diminta vaksin Covid-19

AS hendak sumbangkan 500 juta dosis vaksin Covid-19 ke dunia 

Nenek 90 tahun ini penerima vaksin Covid-19 Pfizer pertama di dunia

Otoritas sudah menahan 9 orang, yang salah satunya adalah petugas administrasi di rumah sakit umum Guillermo Almenara Irigoyen.

Kasus ini terbongkar setelah kepolisian menerima komplain dari saudara seorang pasien Covid-19, yang dimintai uang SGD 28 ribu agar bisa mendapat ruang di ICU dan perawatan di rumah sakit itu.

Skandal korupsi di sekitar perawatan Covid-19 telah mengguncang kekuasaan tingkat tinggi di Peru. Sebelumnya, muncul tuduhan adanya keistimewaan pada sejumlah pejabat tinggi untuk mendapatkan lebih dulu imunisasi vaksin virus corona. Tuduhan ini telah membuat menteri kesehatan dan menteri luar negeri Peru mengundurkan diri pada awal tahun lalu.

Skandal terbaru melibatkan rumah sakit yang dikelola oleh jaring pengaman sosial EsSalud, yang memberikan perawatan kesehatan secara cuma-cuma. Namun pasien harus bersabar dengan antrian yang mengular untuk mendapatkan 80 tempat tidur ICU yang ditawarkan rumah sakit secara gratis.

Selama puncak pandemi Covid-19, banyak pasien harus merogoh kocek lebih dalam untuk biaya perawatan di rumah sakit swasta menyusul sistem kesehatan masyarakat di Peru yang hampir lumpuh. Pada akhir Mei 2021, angka kematian akibat Covid-19 di Peru naik sampai tiga kali lipat. (*)

Editor : Edi Faisol

Related posts

Leave a Reply