Menlu Lebanon minta diberhentikan usai hina negara teluk Arab

Papua,
Ilustrasi pensiun, pixabay.com

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Jakarta, Jubi – Menteri luar negeri Lebanon Charbel Wehbe minta diberhentikan  usai berkomentar  yang  membuat tegang hubungan dengan sekutu dan pendonor dari Teluk Arab dalam sebuah wawancara televisi. Ia minta presiden memberhentikan dirinya dari tugasnya pada Rabu, (19/5/2021).  Reuters, menyebut Charbel Wehbe merupakan menteri dalam pemerintahan sementara Lebanon, mengatakan pada Senin bahwa negara-negara Teluk Arab telah mendukung kebangkitan ISIS, di antara komentar-komentar yang merendahkan lainnya.

Read More

“Negara-negara cinta, persahabatan dan persaudaraan itu, mereka membawa ISIS ke kita,” kata Wehbe kepada televisi Alhurra, tanpa menyebut nama negaranya.

Baca juga : Politisi pro-kemerdekaan mundur, pemerintah Kaledonia kolaps 

Demonstrasi mendesak Netanyahu mundur semakin meluas 

CEO Boeing menolak seruan mundur

Wehbe membuat komentar selama acara dialog dengan tamu Saudi di acara itu, yang menyalahkan Presiden Lebanon Michel Aoun karena “menyerahkan” negaranya kepada gerakan Syiah Lebanon, Hizbullah, yang didukung oleh rival Arab Saudi, Iran.

Hal itu membuat sejumlah negara seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Kuwait dan Bahrain memanggil duta besar Lebanon dan menyampaikan protes resmi. Bahkan kementerian luar negeri Arab Saudi mengecam keras ucapan “menghina” Wehbe, dengan mengatakan bahwa ucapannya tidak sesuai dengan norma diplomatik.

Komentar tersebut mengancam upaya Lebanon di tengah krisis ekonomi yang mendalam untuk meningkatkan hubungan dengan negara-negara Teluk Muslim Sunni, yang enggan menawarkan bantuan keuangan yang pernah mereka lakukan karena meningkatnya pengaruh Hizbullah, sebuah kelompok Lebanon yang didukung oleh Iran Syiah.

Setelah bertemu dengan Presiden Michel Aoun, Wehbe mengatakan dia telah mengajukan permintaan untuk mundur. “Saya meminta mundur mengingat perkembangan terakhir dan keadaan yang menyertai wawancara yang saya berikan kepada sebuah stasiun televisi,” kata Wehbe. (*)

Editor : Edi Faisol

Related posts

Leave a Reply