Jubi | Portal Berita Tanah Papua No. 1,
Jayapura, Jubi – Jekison Murip salah satu putra asal Wamena yang sering berjualan jangung bakar di depan AURI Sentani, Papua.
Hasil penjualan jagung bakarnya untuk membiaya studinya di Universitas Yamas, Abepura.
“Selain untuk biaya kuliah, juga untuk membiayai keluarga saya, istri dan seorang anak,” kata Jekison yang ditemui Jubi di Sentani, Jumat (30/9/2016).
Kadangkala ia jagung yang akan dibakarnya diambil dari samping rumah.Namun jika tidak sedang panen, ia membelinya ke Pasar Sentani. Ia membeli satu karung jagung seharga Rp100 ribu.
Harga jagung bakar yang ia jual tidak sama, tergantung besar-kecilnya.Yang paling besar Rp5.000, ukuran sedang Rp3.000, dan paing kecil Rp2.000 per buah.
“Sehari berjualan kami bisa menghabiskan satu karung jagung dengan penghasilan Rp300 ribu hingga Rp350 ribu,” katanya.
Jekison biasa berjualan setelah pulang kuliah. Mulai membuka jualan pada pukul 3 sore hingga pukul 12 malam. Namun jika cepat habis, ia juga bisa lebih cepat pulang ke rumah. Jika lamahabis, ia terbiasa menunggu hingga lebih larut.
“Hasil penjualan saya gunakan untuk ongkos taksi saya ke kampus serta kebutuhan keluarga,” kata mahasiswa semester tiga ini.
Pedagang jagung bakar lain di tempat yang sama, Mama Tomisi Weya, juga mengaku berpenghasilan yang sama dengan Jekison.
Ia membeli jagung di Pasar Sentani seharga Rp100 ribu sekarung. Jagung-jagung tersebut ia bakar dan dijual dengan harga bervariasi. Jika jualannya habis, sehari ia bisa mendapatka Rp350 ribu.
“Hasil jualan untuk membiayai keluarga saya,” katanya.(*)