Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Tim Mutiara Hitam musim lalu 2019 mulai mengubah jersey merah strip hitam dengan menambahkan ukiran Asmat. Musim sebelumnya jersey Mutiara Hitam sangat menonjolkan dua warna, merah dan hitam. Manajemen berjanji akan mengumumkan pemain dan jersey baru yang akan dipakai klub berjuluk Mutiara Hitam di Liga 1 musim 2020.
Warna selalu menjadi identitas dalam setiap budaya masyarakat. Bagi orang Papua warna merah, putih, dan hitam sebagai simbol dalam warna dasar ukiran-ukiran asli orang Papua. Orang Asmat sendiri telah lama mengenal warna dasar merah, putih, dan hitam dalam memberi warna ukiran sehari hari mereka.
Warna ini memberikan arti sebagai berikut. Lukisan dalam tubuh orang Asmat terdapat tiga warna ini merah, putih, dan hitam. Makna dibalik warna itu adalah merah itu darah, putih melambang tulang, dan hitam berarti kulit. Jadi dalam merias wajah atau mengukir dalam tubuh orang Asmat hanya merah, putih, dan hitam.
Warna merah diartikan sebagai lambang keberanian. Warna putih merujuk pada warna tulang yang menunjukkan kesucian. Sedangkan warna hitam melambangkan identitas orang Asmat sesuai warna kulit mereka.
Jersey Persipura bintang empat mulai beredar ketika poin Persipura mencapai 70 dalam ISL musim 2012-2013. Saat itu pada 7 Juli 2013 jersey Persipura sudah dijual oleh para pebisnis jersey di Kota Jayapura. Padahal waktu itu pihak manajemen belum mengeluarkan jersey resmi untuk masuk ISL musim 2013-2014. Mestinya Persipura harus mendapat tujuh poin lagi untuk rebut scudetto musim 2012-2013.
Sejak kapan Persipura mulai memakai jersey merah strip hitam? Sebelumnya jersey Persipura berwarna kuning dan coklat sesuai simbol dan warna burung Cenderawasih alias burung Surga di Tanah Papua.
Jersey Persipura klub kebanggaan masyarakat Papua bercorak burung Cenderawasih. Jersey Mutiara Hitam berwarna kaos kuning dan celananya warna coklat sedangkan kaos kaki berwarna kuning. Kemudian berubah menjadi Merah Hitam tatkala tim Irian Jaya Selection atau Persipura Plus melawan klub Hitachi dari Jepang.
Begitulah kata mantan bek Persipura era 1970-an, mendiang Hengki Rumere, yang dikutip Jubi.co.id dari buku berjudul, Yosim Samba Sepakbola dari Timur, Februari 2010.
Hal senada juga dikatakan mantan striker Persipura era 1970-an, Gento Rudolf Rumbino. Kostum warna cokelat kuning corak khas Burung Cenderawasih akhirnya diganti dengan warna merah hitam.
“Kostum ini mirip-mirip klub asal Italia, AC Milan,” katanya kepada jubi.co.id beberapa waktu lalu.
Dia mengakui kalau kostum Persipura mulai berubah menjadi warna merah hitam ketika mendiang Acub Zainal menjadi Gubernur Irian Jaya pada 1973.
“Waktu itu kita usulkan dan Acub Zainal sangat setuju,” kata Gento Rumainum, seraya menirukan pernyataan mendiang Gubernur Irian Jaya, Acub Zainal, kalau warna Merah artinya berani dan Hitam artinya hancurkan.
Gento Rumbino dan Benny Jensenem menyatakan kostum kebanggaan merah hitam ini mulai dikenalkan saat tim Irian Jaya Selection bermain melawan klub asal Jepang, Hitachi. Majalah Tempo edisi 23 Maret, 1973 pernah memuat artikel berjudul Irian Jaya Lawan Hitachi Jepang.
Saat menghadapi klub Hitachi di Stadion Bung Karno, tim Irian Jaya Selection kalah tipis dengan skor 2-1. Trio ujung tombak Irian Jaya Selection atau Persipura Plus masing-masing Timo Kapisa, Niko Patipeme, dan Gento Rudolf Rumbino. Tertinggal satu gol dan akhirnya Timo Kapisa menyamakan dengan suatu tembakan melambung jarak jauh, namun hasil akhir tetap kalah.
Bagaimana dengan jersey Persipura nanti di Liga 1 musim 2020 ? Apakah tetap dengan jersey musim lalu atau kembali ke habitat aslinya merah strip hitam mirip AC Milan era 1970-an sampai sekarang? Semuanya tergantung manajemen Persipura. Pasalnya Persipuramania hanya menanti keputusan manajemen soal jersey baru Persipura. (*)
Editor: Dewi Wulandari