Mendekati tahun ajaran baru, penjualan seragam sekolah di daerah ini masih sepi

Papua
Aktivitas pendidikan selama masa pandemi covid-19 di Kabupaten Jayapura - Jubi/Engelbert Wally.

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Solok, Jubi – Usaha penjualan seragam sekolah di Pasar Raya Solok, Sumatera Barat masih sepi menjelang tahun ajaran baru bulan Juli mendatang. Kondisi itu diperkirakan pengaruh dampak  pandemi Covid-19.

Read More

“Biasanya menjelang memasuki tahun ajaran baru seperti saat ini sudah ramai pembeli. Tapi saat ini, baru satu-satu pembeli yang belanja seragam sekolah,” kata Mailin, pemilik Toko Restu yang menjual perlengkapan seragam sekolah di Pasar Raya Solok, Kamis, (25/6/2020).

Baca juga : PGRI Gresik bantu seragam sekolah untuk Koroway

Dinas Pendidikan akui pembagian seragam sekolah belum merata

Sekolah di Yahukimo diminta mengaktifkan kembali proses pelajar mengajar

Ia memperkirakan jadwal mulai sekolah yang belum pasti menjadi penyebab sepinya penjualan seragam. Sedangkan pada tahun lalu sangat ramai, sehingga pihaknya menambah karyawan sampai lima orang dengan perputaran uang antara Rp15 juta hinga Rp20 juta sehari.

“Sekarang per hari bisa nihil. Apalagi adanya pandemi Covid-19 ini sangat menurunkan jual beli. Sebelumnya sekitar tiga bulan lebih tidak ada jual beli sama sekali dan toko ditutup,” ujar Mailin menambahkan.

Menurut dia pada tahun ajaran baru, biasanya yang banyak dibeli adalah seragam untuk siswa SD, SMP dan SMA. Harga jual masing-masing seharga Rp130 ribu, kalau seragam pramuka Rp170 ribu. Sedangkan seragam SMP dan SMA mulai Rp170 ribu sampai Rp240 ribu tergantung kualitas bahan.

Dengan kondisi saat ini, tokonya yang berada di dalam blok Pasar Raya Solok hanya didatangi beberapa orang, itu pun baru menanyakan harga seragam, belum melakukan pembelian.

“Harapanya corona segera berakhir sehingga kembali lancar seperti biasanya,” katanya.

Salah satu orang tua siswa, Devi Syamputra 45 tahun, menyatakan dirinya kesulitan untuk membeli seragam baru anaknya karena perekonomian belum berjalan lancar seperti biasanya.

“Apalagi usaha berdagang saat ini sedang terpuruk. Meskipun sudah era normal baru, namun daya beli masyarakat masih turun apalagi waktu pemberlakuan PSBB lalu benar-benar minim,” kata Devi. (*)

Editor : Edi Faisol

Related posts

Leave a Reply