Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi– Meski jadwal pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) ke XX, 2021 masih tinggal setahun lagi, tim sepak bola PON Papua terus mempersiapkan diri agar target meraih medali emas bisa memenuhi harapan semua pihak. Apalagi Papua jadi tuan rumah pelaksana pada Oktober 2021.
Tim sepak bola PON Papua asuhan Eduard Ivakdalam baru mengantongi laga persahabatan uji coba Stadion Lukas Enembe pada 20 dan 23 Oktober 2020. Hasil kemenangan melawan tim PON Jawa Timur mungkin bisa menjadi modal dalam melakukan persiapan selanjutnya jelang PON Papua, 20 Oktober 2021.
“Ya bagi saya kemenangan (tim Papua) atas tim Jawa Timur sebagai modal persiapan ke depan dan harus lakukan ujicoba melawan tim luar negeri,”kata Fernando Fairyo salah satu mantan gelandang PON Papua 1993.
Oleh karena itu Ferdinando Fairyo berharap uji coba harus terus dilakukan. Bila perlu mencicipi kekuatan klub- klub sepak bola di luar negeri.
Pelatih sepak bola PON Papua, Eduard Ivakdalam, menambahkan idealnya uji coba di dalam maupun di luar negeri, digelar enam kali sampai delapan kali. “Saya rasa itu sudah cukup. Pertama ke luar negeri dulu, ke Thailand atau Eropa. Setelah itu kita perbaiki kebocoran,”kata mantan kapten Persipura.
Dia mengakui, dengan adanya ujicoba melawan tim PON Jawa Timur pihak pelatih sudah mengetahui adanya kekurangan atau lebocoran yang perlu diperbaiki.
Rencana uji coba ke luar negeri pernah pula dikatakan Sekretaris Umum (Sekum) KONI Papua, Kenius Kogoya. Pihaknya siap mengirim tim sepak bola PON Papua menjajal tim luar negeri.
“Dari awal kita sudah menyampaikan kepada cabor-cabor. Mereka bisa menggelar uji coba untuk menguji kemampuan mereka selama kurang lebih berjalan 1 tahun mereka menjalani TC. Jadi kalaupun mereka bisa menjalankan tes event mandiri untuk mengukur kemampuan kita sudah sampaikan untuk melakukan itu. Supaya mereka bisa mengukur kesiapan,” ujar Kenius kepada wartawan olahraga, Selasa (17/11/20).
Kenius bilang, sejumlah Cabor bahkan sudah menjalani uji coba dengan hasil yang memuaskan, seperti cabor Muaythai, Sepakbola dan Dayung
Bahkan pelatih tim sepak bola putri PON Papua pelatih tim sepakbola putri Pri Agung Atmojo, mengatakan timnya seharusnya sudah masuk pada sesi uji coba di luar negeri. Rencananya mereka akan bertolak ke Australia atau Thailand karena dua negara tersebut juga merupakan basis sepakbola di benua Asia.
“Rencananya sih kita sudah harus jalani uji coba ke luar Papua. Kita rencana ingin ke Bandung, Jakarta untuk berujicoba dengan klub di luar sana. Sambil menanti perkembangan Covid-19 baru kita rencana bertolak ke Australia atau Thailand,” katanya sebagaimana dilansir arsip.jubi.id
Evaluasi laga uji coba
Pantauan arsip.jubi.id saat uji coba tim PON Papua melawan tim sepak bola PON Jawa Timur, kelihatannya Ricky Ricardo Cawor dan kawan kawan masih harus melengkapi lini tengah dalam melakukan variasi serangan.
Salah satu pemain muda Persipura yang bisa bergabung dengan tim sepak bola PON Papua adalah Patrick Womsiwor. Pemain kelahiran Jayapura 26 Mei 2001 ini, dapat dipertimbangkan mengisi lini tengah. Ini jika seandainya ada kebijakan dari PSSI agar pemain muda klub professional diberi ijin bermain memperkuat tim sepak bola di ajang PON.
Sebagaimana yang pernah dialami, Marinus Manewar, M Tahir dan Osvaldo Hay.Pelatih Eduard Ivakdalam sendiri mengakui kalau akan berburu pemain lini tengah sebagai pengatur serangan.
“Saya akui masih banyak hal yang harus diperbaiki. Masih ada waktu satu tahun ke depan untuk kita siapkan tim ini lebih solid lagi. Kami belum memiliki gelandang berkualitas yang bertanggungjawab sebagai pengendali ritme dari permainan tim PON,” kata pria yang akrab disapa Kaka Edu ini.
Lebih lanjut Ivakdalam menambahkan untuk mewujudkan hal itu, bukan hanya memantau pemain di playmaker, namun juga pemain berposisi gelandang handal dari berbagai uji coba maupun pemain-pemain asal Papua.
Apalagi kaka Edu sendiri menargetkan akan mengulangi sukses tim PON ke XIII 1993 Provinsi Irian Jaya.
Kekompakan tim sepak bola Irian Jaya 1993 merupakan alumni Pusat Pendidikan Latihan Pelajar (PPLP) Irian Jaya angkatan 1986, Tercatat prestasi PPLP 1986 ini berhasil juara PPLP se Indonesia dan direkrut masuk tim PON 1993.
Dalam final sepak bola PON XIII, 1993 salah seorang striker Persipura David Saidui menjebol gawang tim Aceh sambil duduk dan memasukan gol dengan pantatnya. Tim PON Papua jebolan angkatan PPLP 86 meraih medali emas dengan skor telah 6-2.
Selanjutnya torehan medali emas tim PON Papua kembali terulang saat Boaz dan kawan-kawan berhasil meraih juara bersama dengan tim PON Jawa Timur di PON XVI 2004, Palembang Sumatera Selatan. Tim sepak bola Jawa Timur dan Papua dinyatakan sebagai juara bersama sepak bola PON 2004 di Sulsel. Keputusan ini diambil karena guna menghindari hal yang tak diinginkan lantaran panitia pelaksana dinilai lalai.
Pasalnya pertandingan ditunda karena stadion Patrajaya di Palembang tak memiliki lampu stadion dan skor imbang 1-1 tetap bertahan.
Selanjutnya ulangan final PON XVII 2008 , kembali tim PON Jawa Timur berhadapan dengan tim PON Papua di babak final PON 2008 di stadion utama Palaran Samarinda di mana tim Papua kalah tipis 1-0. Waktu itu PON Papua 2008 diperkuat Titus Bonay, Vendri Mofu, Octo Maniani dan Lukas Mandowen.
Sejak pertama kali sepak bola PON digelar pada 1948 di Solo, beberapa final menarik adalah juara bersama di final PON 2004 di mana Papua dan Jawa Timur juara bersama meraih medali emas.
Sedangkan pada PON 2012, untuk pertama kali tim Kalimantan Timur dibawah asuhan pelatih Rudy William Keltjes, tim Kaltim meraih medali emas di PON XVIII tahun 2012 di Riau.
Namun tim Sumatera Utara tercatat sebagai peraih medali emas terbanyak selama pelaksanaan PON sebanyak lima kali (5) peraih medali emas, sedangkan Jawa Timur sebanyak empat kali (4) dan Provinsi Papua sendiri baru meraih dua medali emas di PON (1993 dan 2004).(*)
Editor: Syam Terrajana