Melly Mofu dan sirnanya jejak kejayaan abor Atletik PON Papua 2021

papua
Ilustrasi Tyas Murtiningsih atlet Jawa Barat memecahkan rekor nasional nomor lari 100 meter putri PON XX Papua dan mencatatkan waktu 11,67 detik. Ia sekaligus memecahkan rekor PON yang sebelumnya ditempati Irene Truitje Joseph atlet Jawa Timur dengan catatan waktu 11,73 detik.Jubi/PB Humas PON Papua 2021

 

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Jayapura, Jubi– Saat upacara pembukaan Pekan Olahraga Nasional (PON) ke XX Papua 2021, atlet senior Melly Mofu ikut bersama para mantan atlet prestasi dari Papua. Tak ada lagi sprinter atau pelari jarak pendek Papua. Padahal Melly Mofu adalah salah satu dari kejayaan atletik di tanah Papua.

Read More

Melly Mofu, atlet nomor cabang atletik lari gawang 400 meter putra ini meraih medali emas pada Sea Games X pada tahun 1979 di Jakarta. Melly Mofu juga pernah menjadi duta obor pada “Torch Relay SEA Games 2011” untuk diarak keliling Kota Jayapura, Papua. Di bawah Melly Mofu ada Eklevina Rumayau pelari 400 meter putri, Rosa Erari pelari 100 meter dan 200 meter di era 1980 an. Saat itu Melly dan kawan kawan membawa Provinsi Irian Jaya masuk lima besar setelah Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah dan DKI Jakarta antara PON 1981 dan PON 1985.

Ada pula Leo Kapisa sprinter 100 putra bersaing dengan Purnomo pemegang rekor nasional sprinter dan pelari asal Papua yang memperkuat Sulawesi Utara (Sulut) Christian Nenepath. Pelari 400 meter Matias Mambay, Herman Dambujai lempar cakram hingga Frans Mahuse dalam nomor lempar lembing.

Bahkan setelah pelaksanaan Pepera 1969, atlet putri Papua Adolina Rerei meraih medali emas pertama bagi Provinsi Irian Barat di Pekan Olahraga Nasional (PON) ke VII, Jawa Timur 1969.

Mungkin sprinter terakhir Papua hanya tercatat, Franklin Burumi sejak PON 2004 hingga 2008 setelah itu semua hilang. Tak ada lagi atlet pelari jarak pendek sehebat Yanes Raubaba, Yulius Afar, Yohanes Muray. Anehnya pelari cepat Papua tak bisa lagi menyaingi M Zohri pemegang rekor nasional 100 meter dan 200 meter putra.

Jelang PON Papua tepatnya di pertengahan Agustus 2021, arsip.jubi.id sempat bertemu dengan konsultan atletik Paulus Pasurney di lapangan Mahacandra Universitas Cenderawasih(Uncen) mengaku tim atletik Papua masih mengandalkan nomor lempar dan tolak.”Tapi kita akan berusaha untuk nomor lari di atletik,”kata pelatih yang pernah membimbing mantan sprinter Nasional Indonesia Jefry Matehelumual.

Sayangnya nomor lempar lembing andalan cabang olahraga (Cabor) pun terhempas, gara gara direbut pelempar lembing asal Sumatera Utara(Sumut). Bayangkan Abdul Hafiz asal Sumut ini berhasil memecahkan rekor nasional lempar lembing putra atas nama Agustinis Mahuze sejauh 68,81 meter pada tahun 1989. Setelah 22 tahun rekor itu bertahan baru pada, Rabu (6/10/2021) di Timika rekor ini dipecahkan dengan jauh 71,03 meter. Ini merupakan rekor nasional baru atas nama atlet dari Sumut, Abdul Hafiz.

Ironisnya, atlet lempar lembing dari Sumut ini Abdul Hafiz memecahkan rekor dan sekaligus mengalahkan atlet tuan rumah Papua Agustinus Mahuze yang meraih medali perak dengan lemparan 64,58 meter. Agustinus Mahuze sendiri adalah peraih medali emas PON XIX Jawa Barat 2016 dengan lemparan sejauh 68,81 meter.

Begitu pula dengan cabor tolak peluru, emas diraih tolak peluru putra Jawa Tengah Irfan Toni dan perak diperoleh atlet tolak peluru putra Jawa Timur Roni Sisko dan atlet tolak peluru Papua Dalfinsen Sroyer meraih medali perunggu. Tim atletik Papua hadir tanpa ada sprinter putra maupun putri.

Masa kejayaan Papua telah sirna. Perlu perjuangan keras melahirkan generasi emas pengganti Franklin Burumi maupun spriter Rosa Erari di masa depan. Apalagi Papua kini memiliki venue venue berstandar internasional. (*)

Editor: Syam Terrajana

Related posts

Leave a Reply