Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Banyak bukti dan fakta para pengusaha yang sukses justru mengawali karir bisnisnya dari usaha paling bawah. Hal ini pula menjadi penyemangat Tomson Waromy, 36 tahun.
Tom sapaan akrabnya, melawan rasa gengsi untuk memulai usaha kecilnya dengan berjualan keliling di Pasar Hamadi, Distrik Jayapura Selatan.
Saat ditemui Jubi, Sabtu (23/2/2019) Tom dengan lantang menawarkan barang dagangan berupa sabun cuci yang ada ditangannya. Kucuran keringat dan lelah tak jadi penghalang baginya.
“Saya jualan karena kebutuhan ekonomi dan melihat peluang itu ada. Saya sudah dua bulan jualan. Saya belum menikah,” ujarnya.
Menurut Tom, banyak penyebab orang asli Papua merasa gengsi apalagi di tanahnya kelahiran sendiri untuk berjualan keliling, karena dinilai usaha yang tidak bisa dibanggakan.
“Ini benar-benar dilema terutama dari sisi etnis bagi orang Papua masih sangat jarang yang mau menangkap peluang usaha, padahal peluang itu tersedia bagi yang mau berusaha. Kalau ada uang harus ditabung jangan dipakai foya-foya,” katanya.
Diakui Tom, memulai usaha dari bawah tentu akan jauh lebih efektif karena memiliki banyak keuntungan. Apalagi, membuka usaha grosir milik sendiri tentunya membutuhkan modal yang sangat besar.
“Jangan jadi penonton tapi harus bergerak. Kesempatan yang ada harus kita manfaatkan. Saya jualan menatap hari saya ke depan dengan mempersiapkan diri dari sedini mungkin. Kalau orang lain bisa kenapa kita orang Papua tidak bisa,” jelasnya.
Soal penjualannya, sabun cuci misalnya, dalam sehari Tom bisa laku lima karton dengan pendapatan bersih Rp200 ribu. Sabun cuci ini diambil dari toko tanpa mengeluarkan modal, hanya modal kepercayaan.
“Selama ini lancar-lancar saja. Satu karton toko sudah tentukan harganya. Lakunya saya setor sesuai dari harga yang sudah diberikan toko. Saya juga jualan permen, gula dan kopi. Kalau secara keseluruhan satu hari saya bisa dapat Rp1 juta bersih. Selain itu saya juga jadi sales promotion di toko-toko swalayan,” ungkapnya.
Salah satu pembeli, Agustina mengatakan, sabun cuci yang dijual sangat murah karena tiga bungkus harganya cuma Rp20 ribu. Sementara harga yang dijual di toko satu bungkus Rp9000 ukuran 500 gram.
“Yang jelas saya memberikan apresiasi kepada anak muda Papua yang mau berusaha. Ini menjadi contoh bagi anak muda Papua agar bekerja keras tanpa harus gengsi dan malu. Peluang usaha itu ada asal mau berusaha, rajin dan tekun,” tuturnya.
Menurut ibu dua anak ini, bila memiliki uang dan tenaga maka memulai usaha saja dengan kemampuam dana yang ada pada bidang usaha sesuai dengan kemampuan.
“Selama ini orang Papua menganggap pekerjaan paling bagus adalah menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS), tapi sebetulnya menjadi pengusaha itu paling banyak uangnya,” ungkapnya. (*)
Editor : Edho Sinaga