Papua No.1 News Portal
Jayapura, Jubi – Sepakbola tanpa penonton adalah sesuatu yang sangat menyakitkan bagi para fans maupun simpatisan klub. Apalagi di tengah pandemi Covid 19, semua kebiasaan dan aturan ikut berubah untuk melindungi diri. Liga sepak bola di seluruh dunia tanpa penonton termasuk Liga 1 Indonesia yang akan bergulir pada 1 Oktober 2020.
Persipura Jayapura termasuk klub di Indonesia yang selalu bermain berpindah pindah stadion, mulai dari Sidoarjo, Tenggarong karena renovasi Stadion Mandala guna persiapan PON 2021. Akibatnya tim berjuluk Mutiara Hitam ini berstatus klub musafir, karena bermain di luar kandang tanpa disaksikan Persipuramania dan pecinta Persipura dari Keerom, Sentani dan Sarmi.
Praktis hanya segelintir penonton, berbeda kalau bermain di Stadion Klabat Manado, banyak mahasiswa asal Papua. Begitu pula Pemerintah Provinsi Sulut mendukung, dan sangat mempersilahkan Stadion Klabat sebagai home base Persipura.
Bahkan pelatih Persipura Jacksen F Tiago berani sesumbar bermain tanpa penonton bisa memberikan peluang besar Persipura juara. “Ini keuntungan bagi Persipura, sebab kami sudah terbiasa menjadi tim musafir bermain tanpa dukungan suporter di semua laga kandang Liga 1 2019 dan 2020 ini,” kata Jacksen F. Tiago
Memang benar selama bermain tanpa dukungan supporter, permainan anak anak asuhan pelatih Brasil ini tetap terjaga, walau main tanpa dukungan Persipuramania. Hasilnya lumayan Persipura bisa menempati di urutan ketiga, walau babak awal musim 2019-2020 berada di zona merah degradasi.
Hal ini jelas menguntungkan tim asuhan Jacksen F Tiago, namun bukan berarti kompetisi akan berjalan mulus. Pelatih yang hampir enam tahun menukangi Boaz dan kawan kawannya itu, tak memungkiri adanya faktor non teknis dalam sepak bola di Indonesia. “Itu bumbunya, tetapi kita harus tetap fokus dalam setiap pertandingan,”katanya ketika menyeleksi skuad muda Mutiara Hitam di lapangan PLTD Waena.
Lain pula pendapat mantan striker Persipura Beto Goncalves, justru dia merasa kurang adanya atmosfer dalam setiap pertandingan tanpa disaksikan suporter dan fans setiap klub.”Sangat sulit bermain di stadion yang kosong karena setiap pertandingan stadion selalu penuh,”kata Beto yang sedang berlibur di Brasil.
Tak heran kalau pelatih Jacksen F Tiago melihat peluang bermain tanpa penonton sebagai salah satu modal.Walau demikian Jacksen terus menggenjot daya tahan pemain termasuk sentuhan satu dua gaya samba di dalam skuad Mutiara Hitam.
Apalagi dalam setiap pertandingan strategi pelatih asal Brasil ini selalu meracik strategi di lini tengah sebagai variasi serangan yang dihuni M Tahir, Takuya Matsunaga, Ian Louis Kabes, Todd Rivaldo Ferre, dan Thiago Amaral plus gelandang muda Patrick Womsiwor.
Begitu pula dengan lini depan, ada Boaz el capitano Persipura, Ferinando Pahabol, Marinus Wanewar,Gunansar Mandowen dan pemain muda lainnya. Memang lini belakang Persipura masih perlu dibenahi. Pasalnya dalam laga tandang melawan Persebaya tim Mutiara Hitam bisa kebobolan tiga gol.
Beruntung Dede Sulaiman bisa menggagalkan tembakan penalti David da Silva. Meraih bintang lima itu memang target, tetapi bola itu bundar. Segalanya bisa mungkin saja terjadi di lapangan hijau. (*)
Editor: Syam Terrajana