Mama-mama Papua patungan sewa tenda untuk biasa berjualan noken di PON XX

papua
Mama-mama penjual noken dan aksesori dari wilayah Meepago yang berdomisili di Kabupaten Jayapura dan Kota Jayapura. --Jubi/Theo Kelen.

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Jayapura, Jubi – Sekitar 30 mama-mama Papua berpakaian adat berkumpul di Taman Imbi, Kota Jayapura pada Senin, 27 September 2021 pukul 13.00 siang. Mereka adalah mama-mama penjual noken dari wilayah Meepago yang berdomisili di Kabupaten Jayapura dan Kota Jayapura.

Read More

Siang itu mereka berkumpul untuk melakukan pemotretan untuk dipasang pada baliho yang nantinya akan dipajang di beberapa lokasi. Tujuannya mempromosikan noken-noken mereka selama perhelatan PON XX dengan harapan menarik pembeli.

“PON sudah tinggal beberapa hari lagi tapi noken kami belum laku-laku,” kata Nelly Yeimo, salah satu dari mereka.

Selain itu, mereka juga sedang melakukan pendataan anggota dan mengumpulkan biaya yang akan digunakan untuk menyewa tenda-tenda untuk berjualan. Ada 325 mama penjual noken dan aksesori dari wilayah Meepago.

“Sepertinya kita ini tidak ada perhatian dari panitia PB PON, tapi karena tidak diperhatikan kita melakukan upaya dan daya kita sendiri,” ujarnya.

BACA JUGA: Pedagang suvenir dari Manokwari kecewa tak bisa di arena venue PON XX

Nelly Yeimo, perempuan 52 tahun, koordinator mama-mama tersebut mengatakan selama perhelatan  PON XX  ia dan 324 mama-mama lainnya akan berjualan di Taman Imbi.

“Di arena tidak diakomodir, kita sudah buat permohonan dari 16 Juli 2021 tapi tidak diakomodir,” katanya

Untuk berjualan di Taman Imbi membutuhkan perjuangan yang berat. Pada 16 Juli 2021 mereka sudah membuat surat permohonan kepada PB PON XX. Tapi tak kunjung mendapatkan jawaban, mereka lalu mengadu ke MRP.

“Pada intinya mewakili mama-mama yang selalu jualan noken di emperan tokoh, di pasar merasa kecewa, selama ini sepertinya kita tidak diperhatikan panitia PON XX dan pemerintah daerah,” ujarnya.

Keluhan mama-mama ini didengar Wali Kota Jayapura yang kemudian mengizinkan mereka berjualan di Taman Imbi selama perhelatan PON XX.

“Setelah keluhan kami itu keluar di media beberapa waktu lalu wali kota kemudian menelepon Mama Nelly Pekei, kita kemudian dipertemukan dan Pak Wali Kota memberikan tempat di Taman Imbi untuk kita berjualan,” katanya.

Walaupun sudah mendapatkan lokasi untuk berjualan di Taman Imbi. Mama Nelly dan kawan-kawan menghadapi persoalan lain, yakni belum memiliki tenda. Mama Nelly mengatakan tenda sangat dibutuhkan untuk dapat melindungi suvenir jualan dari hujan dan panas.

“Saat ini kami kewalahan tenda dan kebutuhan yang lain tapi yang kami butuhkan sekali itu tenda,” ujarnya.

Mengingat waktu pelaksanaan PON XX tersisa seminggu lagi dan beberapa pertandingan sudah mulai digelar, Mama Nelly dan kawan-kawannya memutuskan untuk patungan dana. Setiap orang membayar Rp100 ribu untuk dapat menyewa tenda dengah tarif Rp12 juta.

“Ini pun daya upaya kita sendiri, tidak ada panitia yang membantu kita, dengan dana yang dikumpulkan ini kita upaya untuk tenda,” katanya.

Mama Nelly dan mama lainnya berjualan noken dan suvenir asli dari Papua. Harganya bervariasi,  untuk noken dari benang Rp50 ribu sampai Rp700 ribu, dari kulit kayu Rp100 ribu sampai Rp7 juta, sedangkan dari anggrek harganya tergantung ukuran.

Ia dan mama-mama penjual noken merasa kecewa karena mendengar informasi bahwa panitia mendatangkan noken dari luar Papua. Padahal menurutnya seharusnya noken dan aksesori asli wilayah adat di Papua  yang diakomodir di PON XX.

“Noken Papua ini sudah diakui oleh UNESCO, harusnya ini yang diakomodir, bukan didatangkan dari Jawa,” ujarnya.

Koordinator Bidang Sosial Ekonomi PB PON XX Jerry Sawai mengatakan semua pelaku UMKM akan dipasangkan stan jualan. Hanya saja masih menunggu stan tambahan yang masih dalam perjalanan.

Untuk pelaku UMKM yang tidak mendapatkan tempat jualan di dalam venue, kata Sawai, akan mendapatkan lokasi berjualan di tempat-tempat pameran yang telah disiapkan panitia.

“Kota Jayapura nanti di belakang kantor DPRD Papua, terus Kabupaten Jayapura nanti di Pantai Khalkote, Kabupaten Merauke di halaman kantornya dan juga di Timika,” katanya.

Koordinator Bidang Sosial Ekonomi Sub PB PON Kota Jayapura Irawadi Yusri mengatakan sudah memfasilitasi sekitar 200 UMKM di Kota Jayapura, termasuk penjual noken.

“Ada perwakilan sudah masuk,” ujarnya.

Yusri mengatakan apabila ada pelaku UMKM yang belum mendapatkan stan dapat melapor langsung ke panitia yang selanjutnya akan dicarikan solusi.

“Bisa ketemu kami Bidang 4 di PTC Sekretariat Panitia Sub PB PON Kota Jayapura,” kata Kepala Dinas Sosial Kota Jayapura tersebut. (*)

Editor: Syofiardi

Related posts

Leave a Reply