Papua No.1 News Portal | Jubi
Port Moresby, Jubi – Pelajar perempuan di Universitas Papua Nugini (UPNG) telah menjadi korban kekerasan dan pelecehan seksual terus-menerus di sekitar kampus Waigani kini telah menjadi isu nasional, dimana sebuah demonstrasi damai berujung bentrokan dengan media.
Isu ini kembali menjadi perhatian publik ketika seorang mahasiswi dihentikan oleh sekelompok yang terdiri dari sekitar 10 mahasiswa laki-laki di depan asrama putri Toluan, seorang pelajar laki-laki lalu menggerayang pantat dan payudaranya.
Teman korban lalu mengunggah sebuah pos melalui Facebook mengecam pelecehan seksual itu. Pos tersebut dibagikan dan menerima banyak kritik dari pelajar laki-laki di UPNG.
Mahasiswi-mahasiswi perguruan tinggi itu pun kemudian melakukan aksi damai kecil-kecilan di kampus Waigani, dimana mereka juga mengundang media and mengungkapkan kekesalan mereka atas perlakuan beberapa oknum mahasiswa laki-laki. Mereka juga ingin pemerintah turut campur tangan dalam menangani masalah ini.
Beberapa pelajar laki-laki berusaha untuk mencegah mahasiswi dari melakukan aksi itu dan mencegah media agar tidak melaporkannya.
Wakil presiden perempuan Dewan Perwakilan Mahasiswa (Student Representative Council/ SRC) UPNG, Nancy Poglau, memimpin rekan-rekannya selama protes dengan berlinang air mata Selasa kemarin (8/6/2021), meyakinkan badan mahasiswa dan administrasi perguruan tinggi itu bahwa masalah ini telah dihadapi oleh pelajar perempuan selama bertahun-tahun.
“Kami ingin menyelesaikan persoalan ini. Kami ingin suara kami didengar. Kami datang ke UPNG karena kami ingin belajar dan mengapa Anda melecehkan kami?” dia mendesak. “Kebanyakan mahasiswa tidak melecehkan perempuan di kampus, tetapi beberapa oknum yang melakukan ini — tolong lihat kami sebagai saudara perempuan dan ibu kalian. Kita harus segera menangani permasalahan ini.”
Media diserang oleh mahasiswa
Aksi itu lalu disela oleh gerombolan mahasiswa yang marah, mereka menghina dan berusaha melakukan kekerasan secara fisik bagi media yang hadir, termasuk diantaranya beberapa jurnalis, juru kamera, dan fotografer.
Anggota media dikejar oleh sekelompok orang dari alun-alun Forum UPNG ke kantor Layanan Mahasiswa yang baru. Saat itu ada staf pengamanan dan administrasi UPNG, tetapi jumlahnya lebih sedikit dari massa.
Massa yang marah itu menuntut media yang datang untuk tidak meliput masalah tersebut, menurut mereka itu adalah “masalah internal” dan akan ditangani oleh administrasi UPNG.
Semua anggota media meninggalkan tempat kejadian dengan selamat. (Asia Pacific Report)
Editor: Kristianto Galuwo