Mahasiswa nilai pendidikan di Papua belum maksimal

papua
Mahasiswa Program Studi Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Cenderawasih. - Jubi/Dok. Pribadi.

Papua No.1 News Portal | Jubi

Jayapura, Jubi – Mahasiswa Papua yang sedang menempuh pendidikan di Kota Jayapura menilai pendidikan di Papua belum berjalan maksimal. Perlu keseriusan pemerintah untuk membenahi pendidikan di Papua melalui penyediaan tenaga pengajar yang profesional hingga perbaikan fasilitas sekolah.

Read More

Alex Romi, mahasiswa IAIN Fattahul Muluk Papua mengatakan secara umum kondisi pendidikan di Papua belum maksimal.

“Karena belum tersedianya SDM yang berkualitas dibandingkan dengan daerah-daerah di luar Papua seperti di Jawa atau di tempat lainnya,” katanya.

Di samping itu, kata Romi, di Papua lembaga pendidikan juga sangat banyak, baik lembaga pendidikan formal maupun informal sehingga dengan banyaknya lembaga pendidikan itu sulit untuk tersaringnya sumber daya manusia yang terbaik dalam mengajar.

“Sehingga yang terjadi adalah para siswa tidak bisa mendapatkan materi dengan baik dan sempurna, karena kondisi pendidik yang terbatas dalam menyampaikan materi,” ujarnya.

BACA JUGA: Anak-anak SD di Kampung Atamali belasan tahun naik perahu ke sekolah

Menurut mahasiswa Semester 7, Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris tersebut banyak hal yang perlu dibenahi di Papua, tetapi yang terpenting bagaimana para pendidik diberikan pelatihan khusus yang lebih mendalam terkait pendidikan. Sehingga orang-orang yang nantinya berada di lingkungan pendidikan itu betul-betul orang yang menguasai bidangnya.

“Dengan kata lain adalah bagaimana supaya SDM pendidik betul-betul diisi orang yang profesional dan terlatih di bidangnya,” ujar juara Harapan 1 Duta Bahasa Papua 2020 tersebut.

Leki Kenelak, mahasiswa Universitas Yapis Papua berpendapat kondisi pendidikan di Papua, terlebih khususnya di pedalaman sangat memprihatinkan, karena kurangnya fasilitas belajar, termasuk gedung sekolah yang tidak layak. Juka alat tulis kantor yang belum memadai untuk kebutuhan siswa hingga tenaga mengajar yang juga terbatas.

“Sehingga membuat siswa di pedalaman sangat mengalami ketertinggalan pembelajaran. Beda jauh jika dibandingan dengan siswa di perkotaan,” katanya.

Menurut mahasiswa Jurusan Informatika tersebut, perlu sekali diperhatikan bangunan yang layak. Selain itu juga harus diperhatikan tenaga pengajar yang profesional, karena tenaga pengajar sangat berpengaruh dalam mendidik siswa yang berkualitas. Karena itu, katanya, butuh perhatian serius dari Dinas Pendidikan, baik provinsi maupun kabupaten dan kota untuk memajukan pendidikan di Papua.

“Apalagi masa pandemi Covid-19 ini membuat pendidikan di Papua sangat merugikan bagi siswa dari SD, SMP, sampai SMA,” ujarnya.

Mahasiswa Universitas Cenderawasih, Pilipus Roni Wabia mengatakan pendidikan di Papua saat ini juga sangat butuh perhatian yang serius dari pemerintah, terlebih oleh Dinas Pendidikan. Menurutnya para guru saat ini tidak mengajar murid dengan baik. Terkadang guru hanya memberikan tugas kepada siswa, lalu seminggu kemudian baru masuk mengajar.

“Dan masih banyak kendala yang perlu diperhatikan dengan baik oleh Dinas Pendidikan,” katanya.

Menurut mahasiswa Semester 6 Program Studi Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik tersebut yang perlu dibenahi adalah metode pembelajaran. Para guru harus menerapkan metode pembelajaran yang lebih mudah dipahami peserta didik.

“Guru juga sebelum menerapkan metode pendidikan sesuai dengan kurikulum, guru wajib untuk dapat memahami kurikulum tersebut,” ujarnya. (*)

Editor: Syofiardi

Related posts

Leave a Reply