Jayapura, Jubi- Mahasiswa asal Kabupaten Nduga yang tenah studi di berbagai kota seluruh Indonesia mengancam akan memboikot Pemilu 2019, jika belum ada pelantikan terhadap anggota KPU setempat.
“Ketua KPU Nduga itu anak asli Nduga dan kami tidak mau dari orang luar, apalagi jika KPU Provinsi Papua ambil alih, karena mereka tidak tahu kondisi nduga” kata Weko Kogoya, salah satu mahasiswa Nduga kepada wartawan di Jayapura, Senin (4/3/2019),
Sedianya hari ini, dia beserta kawan-kawannya sesama mahasiswa hendak menggelar aksi damai di KPU Provinsi Papua. Tetapi mereka dihadang oleh aparat. Padahal mereka hendak menyampaikan aspirasi, menuntut KPU untuk melakukan tes kepatutan untuk 10 orang calon KPU yang lolos.
Mereka juga meminta pihak luar untuk tidak campur tangan. Menurutnya, masalah Nduga terbilang sangat kompleks. Yang bisa mengerti isi hati masyarakat Nduga, tentu putra-putri Nduga sendiri.
Ketua mahasiswa Nduga se Indonesia Remes Ubruangge menambahkan, pihaknya tidak mau lagi kejadian 2013 dilam terulang lagi. Banyak masyarakat yang menjadi korban. “Kami mau anggota KPU adalah anak asli Nduga untuk urus kandangnya sendiri,” ujarnya
Jika proses ini tidak berjalan, pihaknya mengancam bakal memboikot Pemilu 2019.
Belum lama ini, Ketua KPU Papua, Theodorus Kossay belum lama ini mengatakan, pihaknya mengambil alih tugas tujuh KPU kabupaten (kota) yang hingga kini belum memiliki komisioner, salah satunya KPU Nduga.
“Selain Nduga, juga KPU Kota Jayapura, KPU Kabupaten Jayapura, KPU Mamberamo Tengah, KPU Mimika, KPU Paniai, dan KPU Waropen. Kami mendapat petunjuk langsung dari KPU RI untuk mengisi kekosongan,” kata Ketua KPU Provinsi Papua Theodorus Kossay kala itu.
Menurutnya, KPU Papua akan mengambil alih tugas KPU tujuh kabupaten itu sambil menunggu proses di PTUN, terkait seleksi komisioner KPU kabupaten yang belum tuntas.
“Kami berharap, dalam waktu yang tidak lama, sudah ada komisioner KPU kabupaten untuk mempersiapkan agenda Pemilu,” ucapnya. (*)
Editor: Syam Terrajana