Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura Jubi – Mahasiswa asal kabupaten Dogiyai yang tergabung dalam Rumpun Pelajar Mahasiswa Siriwo Mapia Piaye Topo Wanggar (RPM-SIMAPITOWA) di kota studi Jayapura menyatakan sikap tegas; menolak pemekaran distrik dan Kabupaten baru di Mapia Raya yang usulkan oleh segelintir kelompok dari Mapia.
“Kami sudah tahu, ada tujuan terselubung dari pemekaran distrik. Itu bukan membawa dampak baik tapi jelas itu akan merugikan masyarakat,” kata salah seorang anggota RPM SIMAPITOWA,Abraham Wakei, bersama sejumlah rekannya saat datang ke kentor Redaksi Suarapapua.com di Padang Bulan Jayapura, Rabu (19/12/2018).
Menurutnya, jika distrik dimekarkan, maka langkah berikutnya mereka berencana melakukan pemekaran kabuten. “Setelah pemekaran distrik sebenarnya mereka (orang yang minta pemekaran) mau minta kepada pemerintah untuk mekarkan kabupaten lagi. Tapi kami lihat kalau pemekaran kabupaten terjadi, maka pihak TNI dan Polri akan menghadirkan trauma bagi masyarakat sipil,” katanya.
“Jika mereka berencana memekarkan distrik atau kabupaten, lalu siapa yang mau mengisinya?,” imbuhnya
Sementara itu, Hengki Mote ketua RPM SIMAPITOWA mengatakan, Deiyai ada lima Distrik. Namun roda pemerintahan tidak berjalan dengan baik. Apalagi kalau distrik itu dimekarkan lagi . “Lima (distrik) yang ada saja tidak jalan baik. Baru rencanakan (pemekaran) baru lagi. Itu tidak logis, kalau mau lakukan pemekaran bagusnya kalau distrik lama sudah berjalan baik. Juga kalau SDMnya sudah mantap,” katanya.
Selain itu dengan adanya pemekaran, banyak orang luar akan datang. Lalu masyarakat lokal akan jadi korban. Alam juga akan dirusak. “Melalui pemekaran akan terjadi banyak hal. Contohnya sekarang seperti kabupaten Nduga, itu berawal adanya pemekaran. Bukan hanya itu, tetapi hampir di seluruh Papua,” katanya.
Pihaknya menyatakan akan konsisten menyatakan penolakan . Pertama melalui media, dalam waktu dekat juga akan melakukan sosialisasi di masyarakat, jika penolakan itu diabaikan, maka pihaknya akan melakukan demo damai.
Yulianus Wakei pemilik tanah tempat yang direncanakan pemekaran mengatakan, dirinya sudah pernah melarang rencana pemekaran tersebut. “Saya sudah pernah larang pake baliho, ini kali kedua dengan teman teman melakukan konferensi pers, jika tidak diindahkan saya secara tegas akan melakukan tindahkan lain. Karena saya tahu pemekaran tidak ada dampak baik. Yang ada hanya korban dan menderita di atas tanah sendiri,” katanya.(*)