Jayapura, Jubi – Sedikitnya 200 an mahasiswa dan pemuda Yahukimo yang ada di Jayapura melakukan demo damai di halaman Kantor DPR Papua, Senin (30/3/2015).
Massa yang menamakan diri Komunitas Pelajar dan Mahasiswa Yahukimo, menuntut pihak parlemen membentuk tim investigasi pasca pembubaran massa Komite Nasional Papua Barat (KNPB) di Yahukimo lalu, yang berakhir pada penangkapan dan kekerasan terhadap sejumlah warga setempat.
Koordinator aksi, Olmek Nawa mengatakan, pihaknya ingin DPR Papua menindaklanjuti aspirasi mereka. Bukan untuk disimpan, dan dijadikan sampah.
Dalam pernyataan sikap massa yang dibacakan Olmek Nawa, mereka mendesak DPR Papua membentuk tim investigasi untuk segera mengusut penembakan di Yahukimo. Tim investigasi harus melibatkan perwakilan LSM dan mahasiswa agar publik tahu kebenarannya.
“Pelaku harus dihukum sesuai Undang-undang yang berlaku. Kapolda harus segara menarik pasukan Brimob dari Yahukimo kerana menambah trauma masyarakat, surat yang dibuat tujuh kepala suku segara dicabut karena kami mahasiswa dan pemuda tak tahu itu,” kata Nawa ketika membacakan aspirasinya.
Selain itu kata dia, DPR Papua harus mendesak agar Kapolres Yahukimo harus segera dipecat, karena yang bersangkutan tak bisa mengontrol anggotanya.
“Kami ingin aspirasi kami segera ditindaklanjuti. DPR Papua jangan beranggapan masalah Yahukimo sudah selesai. Terutama anggota DPR Papua dari Dapil Yahukimo. Masalah ini sedang dipantau Komnas HAM PBB,” ucapnya.
Massa diterima sejumlah perwakilan DPR Papua antar lain Orwan Tolli Wonne, Laurenzus Kadepa, Mathea Maoyau, Gerson Soma, Natan Pahabol, Sinut Busup, Lazarus Siep, Thomas Sondegau, dan Tan Wie Long.
Orwan Tolli Wonne yang merupakan Wakil Ketua Komisi I DPR Papua bidang Politik, Hukum dan HAM mengatakan, pihaknya juga sudah memikirkan langkah yang akan diambil DPR Papua terkait kasus di Yahukimo.
“Kami akan membentuk tim investigasi, dan kami akan bicarakan dengan pimpinan DPR Papua. Kami akan proses dan tindaklanjuti aspirasi ini,” kata Tolli Wonne.
Hal yang sama dikatakan anggota DPR Papua dari Dapil Yahukimo, Natan Pahabol. Katanya, ia bersama empat anggota DPR Papua lainnya dari Dapil Yahukimo akan berangkat ke wilayah itu.
“Kami akan melakukan investigasi kepada pihak terkait. Jawabannya akan kami sampaikan lewat media, dan lainnya. Sejak 1969, kasus pelanggaran HAM di Papua tak pernah tuntas. Kami lima orang anggota DPR Papua perwakilan Yahukimo akan berangkat dan melakukan investigasi bersama anggota DPR Papua lainnya. Hasilnya akan kami plenokan dan merekomendasikan ke pihak terkait,” kata Natan Pahabol. (Arjuna Pademme)