Papua No.1 News Portal | Jubi
Apia, Jubi – Senin ini (17/5/2021), Samoa akan mendengarkan putusan Mahkamah Agung apakah pemilu yang kedua akan diadakan tanggal 21 Mei, pekan ini.
Jumat lalu (14/5/2021), Mahkamah Agung Samoa telah mendengarkan gugatan terhadap pemilu kedua yang diumumkan minggu lalu oleh Kepala Negara, Tuimaleali’ifano Va’aletoa Sualauvi II.
Ketua Mahkamah Agung Samoa, Satiu Simativa Perese, mengatakan sidang tersebut akan menetapkan sejauh mana wewenang yang dipegang oleh Kepala Negara – O le Ao o le Malo.
Tuimaleali’ifano mengumumkan pemilu kedua itu atas saran perdana menteri sementara dari Partai Perlindungan HAM (HRPP), Tuila’epa Sa’ilele Malielegaoi, dan dikatakan sebagai solusi atas kebuntuan politik antara HRPP yang memiliki 26 kursi di parlemen, dengan parpol pendatang baru, Fa’atuatua i le Atua Samoa ua Tasi (FAST) yang juga memenangkan 26 kursi.
FAST telah menggugat keputusan akan pemilu yang baru, mereka menyatakan bahwa dengan mengikuti saran Tuila’epa, itu berarti sang Kepala Negara telah mengambil keputusan yang tidak sesuai dengan proses yang ditetapkan dalam konstitusi.
Penasihat hukum FAST pada sidang Jumat lalu, Taulapapa Brenda Heather-Latu, mengatakan itu adalah “sidang substantif dari gugatan konstitusional itu… dan putusan akan diumumkan pada pukul 3 Senin sore.”
Juga pada Senin, MA Samoa akan mendengarkan gugatan terpisah dari partai FAST mengenai keabsahan keputusan kantor KPU yang memberikan kursi tambahan untuk satu perwakilan perempuan kepada HRPP, keputusan yang lalu menciptakan kebuntuan politik saat ini.
Jika kedua putusan berpihak pada FAST, menurut Taulapapa yang juga merupakan seorang mantan Jaksa Agung Samoa, kursi tambahan itu akan dicabut.“Ini artinya mereka (partai FAST) bisa langsung mendatangi panitera dan kepala negara dan meminta parlemen untuk segera memulai sidangnya, dan mereka memiliki kursi mayoritas untuk membentuk pemerintahan,” jelasnya.
Namun, jika MA menolak gugatan FAST dalam isu pemilu yang kedua tetapi menyepakati tuntutan perkara kursi untuk perwakilan perempuan, “maka kita akan kembali pada 26-25 untuk kemenangan pihak FAST”, kata Taulapapa. “Dan saya rasa kita harus mengadakan pemilu lagi Jumat depan.”
Namun pemilu yang mendadak dalam keadaan seperti ini dapat menjadi perkara yang lebih lanjut, tambahnya.
“Karena itu tidak memenuhi persyaratan umumnya untuk sebuah pemilu.” (RNZ Pacific)
Editor: Kristianto Galuwo