Papua No. 1 News Portal | Jubi ,
Wamena, Jubi – Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang bergerak pada pencegahan HIV-AIDS di Kabupaten Jayawijaya, menduga beberapa pekerja seks komersial (PSK) yang dibubarkan dari Lokalisasi Tanjung Elmo, Sentani, Kabupaten Jayapura, hendak mengembangkan sayap atau melanjutkan pekerjaan di Jayawijaya.
Ketua Yayasan Usaha Kesejahteraan Masyarakat Desa Indonesia (Yukemdi), Pendeta Yoram Yogobi, di Wamena, ibu kota Kabupaten Jayawijaya, Selasa (28/8/2018), mengatakan PSK Tanjung Elmo terhambat datang ke Jayawijaya karena akses yang dilalui hanya dengan pesawat.
"Sebenarnya para pekerja seks dari Jayapura maupun Tanjung Elmo juga ingin mengembangkan sayap ke Jayawijaya, tetapi karena harus menggunakan pesawat dengan ongkos yang cukup mahal sehingga susah," katanya.
Yoram Yogobi menduga jalan Trans Papua nantinya menjadi pintu masuk eks-PSK Tanjung Elmo ke Jayawijaya, sehingga mereka memadang perlu adanya pos pemeriksaan kesehatan di batas antarkabupaten menuju Jayawijaya.
"Kita perlu membuat sebuah pos di setiap batas kabupaten supaya bisa dikontrol. Begitu juga dengan di bandara. Setiap RT/RW di Jayawijaya harus terbentuk dan bekerja lebih maksimal, sehingga bisa lebih memantau orang baru yang datang dengan tujuannya," katanya.
Menurut mereka, selama ini pengawasan masuk dan keluarnya orang di Jayawijaya sangat lemah sehingga beberapa orang datang menularkan HIV lalu pergi lagi.
"Semestinya ada tempat pengaduan dan kita harap dengan adanya peraturan daerah (perda) jika memang ada pengaduan dari masyarakat, LSM membuka diri untuk menerima itu. Selama ini banyak yang mengadu jika di lingkungan mereka ada aktivitas yang menjurus ke seks komersial," katanya.
Jayawijaya merupakan satu kabupaten di Papua yang memiliki peraturan daerah tentang larangan adanya tempat prostitusi, bar serta peredaran minuman keras, namun beberapa waktu lalu polisi membongkar beberapa hunian yang diindikasikan sebagai tempat praktik prostitusi.
Sebelumnya, Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Jayawijaya mengklaim penyebaran HIV di Wamena mulai menurun. Setidaknya jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang tinggi, dimana hampir setiap pendataan tiga bulanan selalu ada kasus baru. Namun secara kolektif HIV di Jayawijaya tercatat sekitar 5.000 Kasus.
Sekretaris KPA Kabupaten Jayawijaya, drg. Gabriel Yuristianti Andayani, mengatakan dari data Dinas Kesehatan dari tahun 2010, setiap tiga bulan 300-400 kasus baru ditemukan di Jayawijaya.
“Artinya, kasus baru semakin menurun, tapi kami belum meyakinkan karena tak ada survei dan ini dari pengamatan rutin yang dilaporkan oleh 15 layanan puskesmas di Jayawijaya yang memberikan testing dan pelayanan pengobatan ARV,” katanya. (*)