Lima MP PNG mengundurkan diri dari parpol O’Neill

Lima MP Papua Nugini yang mengundurkan diri pekan lalu (26/4/2019). - RNZI/Twitter/@pesmoni
Lima MP Papua Nugini yang mengundurkan diri pekan lalu (26/4/2019). – RNZI/Twitter/@pesmoni

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Port Moresby, Jubi – Lima anggota Parlemen Nasional (MP) Papua Nugini telah mengundurkan diri dari parpol pimpinan perdana menteri, Peter O’Neill. Gubernur Enga yang berpengaruh, Sir Peter Ipatas, termasuk satu di antara mereka yang mengundurkan diri dari parpol People’s National Congress (PNC).

Read More

Dari kelima MP pemerintah tersebut, empat di antaranya berasal dari daerah pegunungan yang kaya akan sumber daya mineral, sama seperti Peter O’Neill. Mereka mengadakan konferensi pers, Jumat lalu (26/4/2019), di Port Moresby.

Sir Peter diapit oleh gubernur-gubernur dari Provinsi Pegunungan Selatan dan Provinsi Hela, William Powi dan Philip Undialu, serta dua MP lainnya.

Mereka mengumumkan pengunduran diri dari parpol PNC, yang telah mendominasi dunia politik PNG selama beberapa tahun terakhir.

Peristiwa ini merupakan tanda terbaru bahwa dukungan atas O’Neill sudah mulai runtuh, dan pemerintah mungkin akan segera berganti, menyusul pengunduran diri dari dua menteri tingkat tinggi pemerintah awal bulan ini.

Saat ini PM O’Neill sedang berada di Beijing dengan sekelompok delegasi pemerintah, untuk menghadiri forum global Belt and Road Tiongkok.

Kubu oposisi di parlemen PNG, dilaporkan berencana untuk mengajukan mosi tidak percaya atas O’Neill, ketika sesi parlemen dilanjutkan bulan depan.

MP dari Komo Margarima, Manasseh Makiba, dan MP dari Esa’ala, Davis Steven, yang mengundurkan diri sebagai Jaksa Agung dua pekan lalu, adalah dua anggota PNC lainnya yang mengundurkan diri di konferensi pers itu.

Steven dan Sir Peter berkata mereka akan bergabung kembali dengan partai People’s Party yang dipimpin oleh Gubernur Jiwaka, William Tongamp, yang juga menghadiri konferensi tersebut.

Tiga MP yang mengundurkan diri berkata, alasan mereka adalah rasa ketidakpuasan terhadap perjanjian Proyek LNG Papua, yang ditandatangani bulan ini antara pemerintah dan perusahaan minyak dan gas asal Prancis, Total SA.

Menurut mereka, pembayaran ekuitas dan royalti dari proyek gas LNG besar pertama PNG, yang bertempat di provinsi-provinsi mereka, masih belum terealisasi, sepuluh tahun setelah perjanjian proyek disetujui.

Sementara itu, Post-Courier melaporkan O’Neill berkeras pemerintahannya masih stabil, dan berterima kasih kepada para MP yang mengundurkan diri dari Partai PNC hari itu. (RNZI)


Editor: Kristianto Galuwo

Related posts

Leave a Reply